Mataram (Suara NTB) – Dalam kerja-kerja sosial keumatan, ada empat pilar terpenting yang harus tetap dijaga oleh Pemprov NTB. Yaitu Pemerintah Provinsi NTB itu sendiri, Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB, Baznas serta Forum CSR. Empat pilar inilah yang akan menjadi fondasi Pemprov NTB ke depan dalam hal kerja-kerja sosial keumatan.
Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Dr. H.Lalu Muhamad Iqbal dalam kegiatan Pembayaran Zakat Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Beserta Jajaran Melalui Baznas Provinsi NTB yang berlangsung di Graha Bhakti Praja, Kamis, 20 Maret 2025. Gubernur mengatakan, dalam isu keumatan, empat pilar ini tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. “Dalam isu keumatan, empat pilar ini ta bisa dilepaskan satu sama lainnya,” terang Gubernur.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur memberikan apresiasi kepada Baznas NTB yang telah mencacatkan capaian pengumpulan zakat, infak dan sedekah yang sangat bagus di 2024 lalu. Dari Rp33,5 miliar target, sebesar Rp51,8 miliar yang telah tercapai. Ia pun yakin dampak yang ditimbulkan dari penyaluran zakat ini tidaklah kecil, namun akan cukup signifikan.
Iqbal mengatakan, salah satu fokus pemerintahan Iqbal-Dinda ke depan yaitu pengentasan kemiskinan. Program ini sifatnya bukan pilihan, namun sifatnya wajib yang harus diselesaikan.
Karena itulah setiap zakat yang disalurkan oleh Baznas harus bisa mengkonversi seorang ‘mustahiq’ menjadi ‘muzakki’. Dengan kata lain, seorang penerima zakat nantinya harus menjadi orang yang berdaya secara ekonomi dan akhirnya dia menjadi pemberi bagi orang lain.
“Target dari zakat bukan sekadar menyelesaikan masalah hidup satu hari saja. Namun bagaimana zakat bisa memberdayakan seseorang menjadi golongan orang yang mampu. Dengan menerima sesuatu dari zakat ini, tangan dia suatu saat akan berpindah ke atas, dia justru yang akan memberikan zakat ke orang lain,” katanya.
Iqbal menilai, potensi pengumpulan zakat masih sangat besar di NTB, tinggal bagaimana upaya kolaborasi dan kerja sama antar semua pihak untuk mewujudkan semua potensi yang ada. Hal ini turut dibantu juga dengan jiwa kedermawanan masyarakat Indonesia, termasuk NTB yang dinilai sangat besar dalam berinfak, sedekah, sumbangan atau donasi.
“Ada riset yang dilakukan oleh lembaga internasional, negara yang dianggap paling senang memberi charity atau bantuan itu adalah Indonesia yang tertinggi. Jadi orang Indonesia DNA-nya adalah orang yang memiliki sifat sosial yang sangat kuat. Tak hanya orang kaya, namun dari kalangan yang kurang mampu pun datang dan memberikan sumbangan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur dan Wakil Gubernur NTB secara simbolis menyerahkan berbagai bantuan produktif kepada penerima manfaat. Bantuan tersebut meliputi santunan bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp 300.000. Bantuan untuk mualaf sebesar Rp 3.000.000, serta dana penelitian bagi mahasiswa, yaitu Rp 1.000.000 untuk S1, Rp 2.000.000 untuk S2, dan Rp 3.000.000 untuk S3. Selain itu, diberikan pula insentif bagi guru TPQ sebesar Rp 2.000.000 hingga Rp 3.000.000, serta bantuan usaha produktif binaan BAZNAS sebesar Rp 8.000.000 dan gerobak usaha.(ris)