Mataram (Suara NTB) – Sepuluh hari menjelang lebaran, arus penumpang di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) mengalami peningkatan, per Senin, 19 Maret 2025. Peningkatan arus pemudik terjadi hingga dua kali lipat atau mencapai 100 persen. Bahkan, dikatakan arus penumpang tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu.
General Manajer Angkasa Pura I Bandara Lombok, Stephanus M. Wardana menyatakan, beberapa hari menjelang lebaran terjadi transisi dari low sesion menuju high sesion di BIZAM. Diprediksi, arus penumpang akan semakin meningkat dalam sepekan atau beberapa hari menuju lebaran.
“Kemarin 2.600, sekarang 5.500, bisa sampai 100 persen dari hari kemarin. Karena memang periode kemarin periode akhir dari low sesion sebelum memasuki masa lebaran,” ujarnya kepada Suara NTB.
Kendati arus penumpang semakin meningkat, belum ada informasi terkait dengan penambahan rute domestik. Pasalnya, kata Stefhanus hampir seluruh maskapai mengalami keterbatasan armada. Keterbatasan airlines ini sejak merebaknya wabah Covid-19. “Memang saat ini untuk diketahui airlines juga mengalami kekurangan pesawat, jadi jumlah pesawat saat ini berkurang dari tahun lalu sehingga untuk pembukaan rute baru jadi lebih menantang,” sambungnya.
Sementara, untuk rute internasional, Angkasa Pura sedang membidik adanya direct flight atau penerbangan langsung dari Lombok – Jedah karena banyaknya masyarakat NTB yang berumroh. Selain Lombok – Jedah, Lombok – Malaysia juga dinilai sangat potensional untuk meningkatkan arus penumpang ke NTB
“Kalau bicara pengembangan kita tadi bicara potensi-potensi untuk pengembangan rute, bagaimana potensi untuk direct rute umroh, penambahan rute luar negeri, potensi penambahan rute ke Malaysia. Lebih-lebih berbicara pengembangan bandara Lombok,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa keputusan untuk membuka rute baru akan bergantung pada evaluasi maskapai terhadap potensi penerbangan di Lombok. Selain itu, ia mengonfirmasi bahwa belum ada maskapai yang menghentikan operasinya ke Lombok, meskipun ada pengurangan jumlah pesawat yang beroperasi.
Saat disinggung mengenai penurunan harga tiket pesawat? Ia mengatakan hal tersebut bukan ranah Angkasa Pura melainkan ranahnya pemerintah pusat yang dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Dikatakan, Kemenhub telah memberikan diskon harga tiket pesawat 10 – 15 persen.
“Sudah ada pengendaliannya, bahkan bagaimana effort pemerintah untuk melakukan penurunan itu kan salah satu bentuk support pemerintah. Yang tadinya secara global bisa berkurang 10 hingga 15 persen,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa bandara memberikan dukungan berupa diskon biaya pendaratan pesawat sebesar 56 persen kepada maskapai selama periode Lebaran untuk mendukung penurunan harga tiket.
“56 persen dan itu juga termasuk kita ada diskon pendaratan DED (biaya pendaratan pesawat itu kita berikan kepada maskapai) artinya dari pihak bandara support untuk pengurangan harga tiket di priode lebaran,” pungkasnya. (era)