Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram perlu menyusun strategi untuk permasalahan kemiskinan. Pasalnya, angka kemiskinan ekstrem mencapai 1,09 persen. Kerak kemiskinan dinilai sulit dituntaskan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Mataram, H. Muhammad Ramadhani menjelaskan, pemerintah pusat menargetkan kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia mencapai 0 persen di tahun 2024. Sementara, Kota Mataram memiliki angka kemiskinan ekstrem mencapai 1,09 persen. Kerak kemiskinan ini dinilai sulit dituntaskan atau tidak mudah dihilangkan. Masyarakat yang masuk kategori itu yakni, disabilitas, lansia, dan lain sebagainya. Intervensi hanya melalui pemberian bantuan langsung sesuai skema pemerintah pusat. “Jadi tidak mudah menghilangkan kemiskinan ekstrem itu,” jelasnya.
Tantangan lainnya adalah data yang krusial. Data kemiskinan ekstrem bersumber dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sedangkan, data kemiskinan secara keseluruhan bersumber dari data terpadu kesejahteraan sosial. Dua sumber data kemiskinan ini diakui secara undang-undang. Tetapi kata dia, perlu dilakukan sinkronisasi.
Artinya, data kemiskinan ekstrem juga menjadi bagian dari data kemiskinan secara makro. “Setelah diverifikasi dan validasi ada juga kemiskinan ekstrem tidak masuk dalam data kemiskinan makro. Basis data ini juga menjadi tantangan,” terangnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Mataram bahwa penduduk miskin di Kota Mataram, pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Kota Mataram sekitar 45,30 ribu orang (8,63 persen). Sementara,pada bulan Maret 2023 tercatat sekitar 46,21 ribu orang (8,62 persen). Di tahun 2024, tercatat jumlah kemiskinan mencapai 8 persen atau 42.514 jiwa. Adapun jumlah kemiskinan ekstrem sekitar 807 jiwa lebih.
Menurut Dhani, penuntasan kemiskinan ekstrem menjadi prioritas kepala daerah maupun kepala negara. Di era Presiden Jokowi, ditargetkan kemiskinan ekstrem 0 persen di tahun 2024. Pihaknya tidak mengetahui prioritas Presiden Prabowo,apakah penuntasan kemiskinan ekstrem masih menjadi prioritas atau tidak. Jika melihat dari astacita lanjutnya, penuntasan kemiskinan ekstrem tetap berlanjut, tetapi dimulai dari angka yang mana.
Namun demikian, Pemkot Mataram tetap berupaya menuntaskan kemiskinan secara keseluruhan dengan pendekatan pengurangan pengeluaran masyarakat dan meningkatkan pendapatan. Pengurangan pengeluaran diberikan bantuan modal, beasiswa, kesehatan gratis, dan lain sebagainya. “Selain itu, peningkatan pendapatan diberikan lapangan kerja dan diberikan modal usaha umkm,” jelasnya. (cem)