spot_img
Minggu, Maret 30, 2025
spot_img
BerandaHEADLINELebaran dan Nyepi Berdekatan, Warisan Harmoni dan Toleransi di NTB Yakin Tetap...

Lebaran dan Nyepi Berdekatan, Warisan Harmoni dan Toleransi di NTB Yakin Tetap Terawat

Mataram (Suara NTB) – Perayaan Lebaran Idul Fitri 1446 H / 2025 M berdekatan dengan perayaan hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Nyepi bagi umat Hindu akan dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Maret, sementara Idul Fitri diprediksi jatuh tanggal 31 Maret 2025. Dua hari besar keagamaan ini diharapkan memberikan kemeriahan serta kekhidmatan bagi masing-masing pemeluknya.

Anggota Komisi V DPRD NTB Made Slamet mengatakan, meskipun perayaan hari besar dua agama berdekatan, namun diyakini semuanya akan berjalan dengan aman dan lancar. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pelaksanaan dua hari besar keagamaan ini. Terlebih secara historis, toleransi dan harmoni umat beragaman di NTB sudah terawat sejak dahulu.

“Kita sudah dari zaman dulu kebhinekaan itu. Misalnya ada monumen ada di Mayure, ada patung haji di sana. Di Lingsar misalnya simbol toleransi itu sudah terawat dari dulu. Termasuk di Ampenan itu kan semua suku ada di sana, China ada, Bali ada. Kita sudah biasa dengan kemajmukan itu, tak ada masalah,” kata Made Slamet kepada Suara NTB, Rabu, 26 Maret 2025.

Menurutnya, jika ada kasus gesekan antar dua kelompok umat beragama di tahun-tahun yang lampau, hal itu lebih diakibatkan oleh persoalan individu yang tak ada kaitan dengan keyakinan seseorang. Sehingga Made Slamet yakin warisan toleransi akan terus terawat dengan baik di NTB, terutama di Kota Mataram yang memiliki penduduk beragama Hindu yang cukup besar.

Sebelumnya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi NTB TGH Muhammad Subki Sasaki mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan 16 instansi, termasuk dengan Parisada Hindu Dharma NTB. Pihaknya telah mengeluarkan surat imbauan kepada FKUB kabupaten/kota agar dapat melakukan pengamatan dengan baik.

Secara teknis di lapangan, masyarakat yang mengikuti pawai takbiran nantinya diimbau untuk tidak berlebihan dalam penggunaan pengeras suara. FKUB NTB juga meminta Gubernur Iqbal membuat video imbauan guna menciptakan perayaan yang aman dan kondusif.

Gubernur NTB, Dr.H.Lalu Muhamad Iqbal sendiri menekankan pentingnya sinergi dalam menjaga situasi yang aman dan kondusif selama perayaan berlangsung. Tokoh adat, tokoh agama, pemerintah desa, dan masyarakat diminta untuk saling berkoordinasi serta menjaga toleransi antarumat beragama. Ia menegaskan, keberagaman suku, agama, dan organisasi bukanlah pemisah, melainkan kekuatan yang harus dirawat bersama.(ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO