Jakarta (Suara NTB) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa stok beras saat ini tercatat sebanyak 2,2 juta ton dipastikan aman hingga Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.
“Kita syukuri, harga-harga di bulan suci Ramadhan relatif stabil dan stok beras di Bulog saat ini mencapai 2,2 juta ton” kata Mentan ditemui seusai Rapat Koordinasi sekaligus buka puasa bersama jajaran Kementerian Pertanian, BUMN, TNI, dan Polri di Jakarta, Senin, 26 Maret 2025.
Mentan melaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pencapaian swasembada pangan sebagaimana yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dapat dicapai dalam waktu secepatnya.
Dia menyampaikan bahwa stok beras yang ada di gudang Perum Bulog tersebut merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. “Tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Produksi padi juga mencatat rekor tertinggi,” ujar Mentan.
Dia menyebutkan, berdasarkan proyeksi, produksi padi pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 24,22 juta ton gabah kering giling (GKG), tertinggi untuk periode yang sama selama tujuh tahun terakhir. “Pemerintah terus berupaya mengawal produksi pangan agar tetap optimal,” ucapnya.
Presiden Prabowo Subianto, kata Mentan, telah memberikan arahan untuk memastikan berbagai program pertanian, seperti cetak sawah baru dan peningkatan produktivitas melalui optimalisasi lahan (Oplah), berjalan dengan baik demi mendukung swasembada pangan.
Dalam hal penyerapan gabah, pemerintah juga mencatat lonjakan signifikan. Jika pada Januari-Maret 2024 Bulog hanya mampu menyerap 35 ribu ton gabah, maka dalam tiga bulan pertama tahun ini angka penyerapan diproyeksikan bisa mencapai 700 ribu ton.
Tahun 2024, total serapan selama setahun hanya sekitar sejuta ton, sementara tahun 2025 pemerintah menargetkan tiga juta ton gabah terserap pada bulan April atau Mei nantinya.
Amran menuturkan, apabila realisasi penyerapan gabah bisa mencapai lebih dari dua juta ton dalam periode tersebut, maka stok beras nasional di Bulog akan sangat mencukupi.
“Ini adalah lompatan eksponensial. Ini kerja keras kita semua, sesuai arahan Bapak Presiden, dan saya berterima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian, TNI, Polri, serta semua pihak yang telah berkontribusi,” tegas Mentan.
Lebih lanjut, Mentan menekankan bahwa pemerintah akan terus mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini dengan menggencarkan program pompanisasi.
Kebijakan itu terbukti berhasil meningkatkan produksi padi lebih dari dua juta ton pada periode Agustus-Desember 2024. Dengan strategi yang sama, diharapkan produksi padi pada tahun ini tetap terjaga, sehingga ketersediaan beras nasional semakin kuat.
“Kita terus berupaya memastikan produksi tetap optimal, dan semoga dengan doa serta kerja keras bersama, swasembada pangan benar-benar bisa kita wujudkan,” kata Mentan.
Praktik Kecurangan
Andi Amran Sulaiman menegaskan pihaknya segera melakukan pengecekan terhadap pengusaha yang terindikasi mengubah kemasan beras medium menjadi kemasan premium, yang merugikan konsumen di Indonesia.
Amran di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya indikasi praktik pengubahan kemasan beras medium jadi premium.
“Sudah, di beberapa tempat, kami sudah ambil sampelnya, kami cek, ternyata isinya medium, tapi tulisnya premium,” kata Mentan.
Untuk itu, dia mengingatkan pengusaha agar tidak mengalihkan isi beras medium menjadi premium hanya dengan mengganti kemasan dan label.
Dia mengingatkan bahwa pemerintah akan melakukan pemeriksaan di seluruh Indonesia untuk memastikan praktik curang tersebut dihentikan dan memberikan sanksi tegas bagi pengusaha yang melanggar aturan.
“Sampaikan ke semua pengusaha, jangan medium dialihkan menjadi premium. Isinya medium, tapi tulisnya premium. Karena sebentar lagi kami cek seluruh Indonesia,” tegas Mentan.
Amran juga mengimbau kepada pengusaha untuk menjaga integritas dan tidak merugikan konsumen demi keuntungan semata, seperti yang terjadi pada isu minyak goreng kemasan Minyakita sebelumnya.
“Itu merugikan masyarakat, merugikan rakyat Indonesia. Saya katakan, sampaikan seperti minyak goreng kemarin, kita sampaikan dulu. Kalau tidak berubah, kami akan cek seluruh Indonesia,” tutur Mentan.
Meski telah mengidentifikasi beberapa lokasi yang terlibat, Amran memilih untuk tidak mengungkapkan nama wilayah dan pengusaha yang diduga terlibat dalam praktik mengubah kemasan tersebut, namun dia meminta agar hal itu tidak lagi dilakukan.
“Ya dekat-dekat lah,” kata Mentan ketika awak media menanyakan lokasi temuan indikasi kecurangan kemasan beras medium yang diubah menjadi premium. (ant)