Taliwang (Suara NTB) – Demonstrasi yang dilancarkan Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Poto Tano, Senin, 26 Mei 2025 , kembali diwarnai aksi blokade jalan.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 Wita itu memadati kawasan Poto Tano. Menggunakan sejumlah kendaraan pick up, massa perlahan merangsek mendekati gerbang pelabuhan penyeberangan laut Poto Tano. Dari titik awal yang jaraknya sekitar 500 meter, mereka perlahan mendesak aparat kepolisian yang berjaga. Target mereka agar dapat sampai ke simpang jalan tepi pantai Desa Poto Tano yang dijadikan jalan alternatif oleh kepolisian untuk mengalihkan arus lalu lintas dari dan menuju pelabuhan.
Selama aksi massa menguasai jalan alternatif pengalihan arus lalu lintas itu. Massa tampak beberapa kali bersitegang dengan aparat. Saat itu terjadi aksi saling dorong tak terhindarkan. Petugas meminta massa tak memaksakan kehendak dan sebaliknya massa mendesak aparat tak menghalangi niat mereka memblokade penuh jalan menuju pelabuhan.
Hingga pukul 14.00 Wita, upaya massa menguasai seluruh akses jalan berhasil dilakukan. Jalan di pinggir pantai Desa Poto Tano yang sebelumnya dijadikan akses alternatif oleh petugas, justru ditutup oleh warga desa setempat.
“Kesepakatannya bus dan truk tidak boleh lewat karena jalan kami bisa rusak. Tapi kalau begini sekalian saja kita tutup untuk semuanya,” tegas M Nur Hasan salah seorang warga seraya mengerahkan warga lainnya untuk memblokade jalan yang sebelumnya digunakan aparat kepolisian sebagai akses pengalih lalu lintas.
Atas aksi warga Desa Poto Tano itu, spontan akses menuju Pelabuhan Poto Tano sepenuhnya lumpuh. Ratusan kendaraan dari arah pelabuhan maupun sebaliknya tidak dapat bergerak. Kondisi itu kemudian memicu kemacetan sekitar 1 kilo meter lebih.
Meski terjadi kemacetan yang terus memanjang, pihak aparat kepolisian sendiri hingga sore hari tidak kunjung mengambil inisiatif bernegosiasi dengan massa.
Dalam orasinya pengunjuk rasa dengan tegas menyatakan, bahwa aksi mereka menuntut percepatan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa kali ini harus didengarkan oleh pemerintah pusat. Di mana dalam hal ini oleh Presiden RI, Prabowo Subianto dan Menteri Dalam Mendagri, Tito Karnavian.
“Hubungkan kami dengan Pak Presiden atau minimal Mendagri Pak Tito. Aksi ini harus membuahkan hasil bahwa tuntutan kita untuk mekar sebagai daerah otonomi baru, sebagai provinsi baru di negeri ini tercapai,” tegas Muhammad Sahril Amin, Ketua KP4S KSB dalam orasinya.
Seruan Sahril Amin itu pun dipertegas oleh massa aksi yang menyatakan akan terus bertahan hingga 5 hari ke depan. “Dan kalau tidak ada respons juga dari pusat dan Pak Gubernur. Kami akan terus bertahan di sini,” seru massa aksi.
Kemacetan yang ditimbulkan dari aksi itu sendiri dari sisi pengguna jalan memunculkan reaksi beragam. Ada yang merasa tak apa-apa, namun banyak pula yang mengeluhkan. Natsir salah seorang pengemudi truk dari arah Pelabuhan Poto Tano menyatakan, muatan yang dibawanya menuju Sumbawa harusnya dijadwalkan sampai pada siang hari ke tangan pemesan. Namun karena aksi blokade jalan yang dilakukan massa pendemo ia pun terpaksa tidak dapat memenuhi tenggat waktu tersebut.
“Saya sudah lapor bos di Lombok. Saya bilang, bos kami tertahan demo di Tano. Tapi bos bilang harus sampai hari ini juga karena pemilik barang mau pakai segera,” keluh Natsir seraya mengaku tak tahu mau berbuat apa untuk bisa lolos dari jebakan blokade massa aksi KP4S KSB.
Pantauan Suara NTB, sebenarnya ada beberapa truk mencoba mencari jalan alternatif untuk lolos dari blokade jalan yang dilancarkan massa aksi KP4S KSB itu. Memanfaatkan jalur tikus yang ada di bagian barat Desa Poto Tano. Sayang upaya itu tidak berhasil. Mereka tetap ketahuan oleh massa dan akhirnya tetap tidak dapat melanjutkan perjalannya.(bug)