spot_img
Senin, Juli 14, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIAPTI Minta Tidak Dikambinghitamkan 

APTI Minta Tidak Dikambinghitamkan 

ASOSIASI Petani Tembakau Indonesia (APTI) NTB menegaskan bahwa kesulitan masyarakat mendapatkan tabung elpiji 3 kilogram (kg) di beberapa wailayah di Pulau Lombok tidak ada kaitannya dengan aktivitas petani tembakau.

Ketua APTI NTB, Sahminuddin, menyatakan  penggunaan elpiji subsidi untuk kebutuhan omprongan atau pengeringan daun tembakau adalah hal yang tidak berdasar.

“Itu salah besar. Jangan kambinghitamkan petani tembakau,” tegas Sahminuddin, Sabtu, 21 Juni 2025.

Diakuinya, pernah dilakukan uji coba penggunaan elpiji sebagai bahan bakar pengering tembakau virginia. Namun, hasilnya tidak efektif karena tingginya kebutuhan gas dalam proses tersebut. “Sekali omprongan itu butuh sekitar 150 tabung gas. Petani mana yang mampu sediakan tabung sebanyak itu?” ujarnya.

Karena tidak efisien secara ekonomi, petani tembakau di Lombok tetap menggunakan bahan bakar alternatif seperti kayu bakar, cangkang kemiri, dan cangkang sawit dalam proses pengeringan tembakau.

Selain lebih mudah diakses, bahan bakar tersebut dinilai jauh lebih hemat biaya dan sesuai dengan kondisi petani.

Saat ini siklus budidaya tembakau baru memasuki tahap penanaman. Artinya, proses omprongan atau pengeringan daun tembakau belum dilakukan.

“Musim omprongan belum dimulai. Jadi sekali lagi tidak benar kalau saat ini petani menggunakan elpiji untuk tembakau,” katanya menegaskan.

Ia meminta semua pihak agar pihak-pihak tertentu tidak membuat asumsi yang tidak mendasar. APTI berharap pihak terkait, khususnya pemerintah dan lembaga pengawas distribusi energi, bisa menelusuri penyebab sebenarnya dari kelangkaan LPG di tingkat pengecer, agar tidak menimbulkan keresahan dan kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO