spot_img
Rabu, November 12, 2025
spot_img
BerandaHEADLINECCTV Jadi Andalan Mitigasi Banjir di Kota Bima

CCTV Jadi Andalan Mitigasi Banjir di Kota Bima

Kota Bima (Suara NTB) – Pemerintah Kota (Pemkot) Bima terus memperkuat sistem mitigasi bencana banjir dengan memanfaatkan teknologi pemantauan berbasis CCTV. Sejumlah kamera telah dipasang di sepanjang aliran sungai, mulai dari wilayah hulu hingga ke hilir, sebagai bagian dari sistem early warning system (EWS) yang terintegrasi dengan Command Center Dinas Kominfotik Kota Bima.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) Kota Bima, Muhammad Hasyim, menjelaskan bahwa dari total 80 CCTV yang direncanakan, sebanyak 60 unit sudah terpasang, sementara 20 unit sisanya akan dipasang melalui anggaran perubahan (APBDP) tahun ini. “Jadi totalnya ada 80 CCTV. Sebagian dipasang di sepanjang aliran Sungai. Seluruh kawasan sungai sudah terpantau penuh untuk melihat potensi kenaikan debit air,” ujarnya kepada Suara NTB, Jumat (31/10/2025).

Sistem ini memungkinkan masyarakat di wilayah hilir menerima peringatan dini saat debit air mulai meningkat di wilayah hulu. Ketika kamera mendeteksi kenaikan debit air yang signifikan, sistem akan mengirimkan notifikasi ke pusat komando dan diteruskan kepada masyarakat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima.

“Pemantauan ini semuanya terpusat di Command Center Kominfo Kota Bima. Dari situ, kami terus memantau kondisi debit air sungai dan menginformasikannya ke BPBD. Mereka yang kemudian memberikan peringatan ke kelurahan-kelurahan,” jelasnya.

CCTV dipasang mulai dari Lampe hingga Padolo untuk memantau pergerakan air hujan dari hulu. “Kita melihat kebutuhan ini lebih ke arah mitigasi bencana. Jadi untuk melihat pergerakan air sejak dini,” katanya.

Menurut Hasyim, langkah pencegahan dan mitigasi bencana tidak cukup hanya dengan pengerukan sungai atau pembangunan tanggul, tetapi juga harus didukung teknologi pemantauan yang mampu memberikan informasi cepat dan akurat. “Dengan metode ini, pencegahan dan mitigasi bisa dilakukan lebih efektif,” tambahnya.

Banjir memang menjadi persoalan tahunan yang masih dihadapi Kota Bima. Hujan lebat pada 6 Februari 2025, misalnya, menyebabkan pemukiman dan ruas jalan di Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, terendam akibat luapan DAS Rabasalo. Air bahkan masuk ke rumah warga setinggi lutut orang dewasa. Sebelumnya, pada Desember 2024, banjir bandang juga melanda sekitar 12 hingga 15 kelurahan di Kota Bima akibat intensitas hujan tinggi dan kondisi hulu sungai yang kritis.

Karena itu, penerapan sistem pemantauan berbasis CCTV dinilai menjadi solusi realistis untuk memperkuat kewaspadaan dini. Dikatakan juga, potensi banjir di Kota Bima masih tinggi mengingat kondisi daerah hulu yang gundul.

“Air yang turun bukan hanya air, tapi juga membawa material seperti tanah dan batu. Karena itu, pemantauan lewat CCTV ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kesiapsiagaan kita,” tandasnya. (hir)

IKLAN











RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO