Mataram (suarantb.com) – Pemprov juga menawarkan proyek agribisnis peternakan sapi pedaging senilai Rp556 miliar di Kabupaten Sumbawa. Proyek ini berlokasi di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, dengan luas lahan mencapai 1,39 hektare.
Demikian diungkapkan, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Irnadi Kusuma, Rabu, 26 November 2025. Proyek agribisnis ini dengan target produksi 6 ribu ekor breeding, 7 ribu ekor fattening 7.000, 1.644 ton daging beku per tahun, dan 1.196 ton non karkas per tahun.
Selain investasi bidang peternakan di Kabupaten Sumbawa, Pemprov NTB juga menawarkan beberapa jenis investasi lainnya. Seperti investasi di bidang perhotelan. Menurut Irnadi Kusuma, Pemprov NTB menawarkan empat hotel bintang lima senilai lebih dari Rp1,47 triliun kepada investor. Empat hotel itu berlokasi di Pulau Lombok. Yaitu di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Utara.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, meningkatkan kapasitas produksi sapi dan unggas untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Langkah ini menjadi bagian dari strategi daerah untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sumbawa, Saifuddin menekankan, program Unggas Maju dan Mandiri serta pengembangan populasi sapi menjadi prioritas strategis.
“Program unggas kami fokuskan pada peningkatan kualitas dan jumlah ternak. Agar masyarakat dapat menikmati produk hewani yang cukup,” kata Saifuddin, Kamis, 20 November 2025.
DPKH Sumbawa menargetkan, pengembangan peternakan unggas secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi lokal. Saat ini, Sumbawa menjadi penyumbang sapi terbesar di NTB, dengan setiap tahun menyalurkan 20–25 ribu ekor sapi hidup ke daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Saifuddin menyebut, Pemkab Sumbawa sedang menyiapkan operasional Rumah Potong Hewan (RPH) kategori 2 di Bangkong, sehingga sapi dapat dipotong dan dijual dalam bentuk daging beku.
“Ke depan, DPKH menargetkan distribusi sapi tidak hanya dalam bentuk hidup, tetapi juga dalam bentuk produk olahan siap konsumsi,” tambahnya.
Selain memenuhi permintaan domestik, Sumbawa berpeluang menjadi pemasok daging sapi premium. Saifuddin mengungkapkan adanya peluang kerja sama dengan investor Jepang melalui JICA, yang tertarik mengembangkan sektor pangan di wilayah Sumbawa. (era/r)

