Taliwang (Suara NTB) – Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) punya strategi untuk menghindari tukang yang ditugasi membangun rumah warga meninggalkan pekerjaannya di tengah proses pembangunan. Yakni dengan cara membayar membayar gaji tukang secara bertahap.
“Ya mekanismenya kami buat bertahap pembayarannya. Begitu kami atur dalam Juknisnya,” kata Kepala Bidang Perumahan, Dinas Perkim KSB, Sri Sulastiati, Rabu, 10 Desember 2025.
Tukang yang ditunjuk oleh warga penerima bantuan program Kartu KSB Maju Layanan Perumahan, terlebih dahulu akan memulai pekerjaannya. Menurut Sulastiati, di awal pembangunan hingga sekitar 20 persen pekerjaan baru tukang pembangunan mendapatkan pembayarannya. Jumlahnya pada kisaran 20 sampai 30 persen dari nilai total biaya tukang. “Hasil pekerjaannya akan dicek dulu oleh tim pendamping dan AGR. Kalau sudah sesuai baru dicairkan biaya tukangnya yang sekitar 30 persen itu,” paparnya.
Gaji tukang baru sepenuhnya dapat diterima setelah pekerjaan dinyatakan tuntas 100 persen. Sulastiati bilang strategi itu sengaja diterapkan untuk menghindari kemungkinan oknum tukang bangunan tidak melanjutkan pekerjaannya hingga rumah selesai dibangun. “Kalau dibayar 100 persen di awal kan bahaya. Jangan-jangan si tukang tidak lagi mau menyelesaikan kewajibannya. Kan kasihan yang punya rumah,” ujarnya.
Meski telah menerapkan aturan tersebut, fakta di lapangan tetap berkata lain. Sulastiati mengaku, ada beberapa laporan yang diterimanya, si tukang pembangunan meninggalkan tugasnya di tengah proses pembangunan. Terhadap kondisi itu, Dinas Perkim langsung turun tangan mencarikan solusi. “Yah kita cari tukang baru. Memang ada konsekuensi di sisi biaya, tapi kita dan pemilik rumah tidak ada pilihan karena rumah harus diselesaikan,” cetusnya.
Mengenai pembiayaan sendiri, Sulastiati kembali menyatakan, dana program Kartu KSB Maju Layananan Perumahan didesain sebagai stimulan. Karena itu setiap kekurangannya menjadi tugas pemilik rumah untuk kemudian beswadaya mencukupinya.
“Kewajiban swadaya penerima bantuan termasuk anggaran. Jadi kalau misal biaya tukang atau biaya materialnya kurang yah mereka yang menambahkan,” tandasnya.
Selanjutnya ditanya mengenai progres pembangunan rumah warga saat ini jelang akhir tahun? Sulastiati mengklaim cukup baik. Beberapa rumah terutama yang bangun baru sudah ada yang di atas 50 persen.
“Kita akui program yang dianggarkan di APBD Perubahan ini agak telat mulainya. Tapi sampai minggu kedua Desember ini ada rumah progresnya yang cukup tinggi, tapi juga ada yang masih rendah,” katanya seraya menambahkan untuk kegiatan rehabilitasi capaiannya sudah cukup tinggi.
“Disiapkan toleransi waktu penyelesaian sekitar 1 bulan setelah akhir tahun (2025) ini. Dan kami kira itu cukup untuk menuntaskan semua pembangunan rumah warga,” imbuh Sulastiati. (bug)

