spot_img
Kamis, Desember 18, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TENGAHSukses Juarai ADWI 2025, Desa Bilebante Bersiap Wakil Indonesia di Ajang BTV...

Sukses Juarai ADWI 2025, Desa Bilebante Bersiap Wakil Indonesia di Ajang BTV 2026

Praya (Suara NTB) – Desa Wisata Hijau Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) bakal menjadi wakil Indonesia di ajang Best Tourism Village (BTV) 2026, sebuah kompetisi global bagi desa wisata yang diinisiasi oleh Organisasi Pariwisata Dunia (UN Tourism/UNWTO).

Tiket ke ajang dunia tersebut diperoleh Desa Bilebante setelah menjadi yang terbaik di ajang Apresiasi Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk kategori desa wisata budaya.

Di ajang BTV nantinya, Desa Bilebante bakal bersaing dengan desa-desa wisata perwakilan dari sekitar 30 negara yang tergabung dalam UN Tourism. Proses persiapan untuk menghadapi ajang dunia tersebut saat ini sudah dimulai. Mulai dari persiapan data-data dan dokumen pendukung yang nantinya dibutuhkan saat proses penilaian.

“Untuk teknisnya kita masih menunggu arahan dari Kemenpar. Namun persiapan dari desa sudah dimulai dan pada prinsipnya kita siap,” ungkap Kepala Desa Bilebante Asrok Mudailun, S.Ag., kepada Suara NTB, awal pekan kemarin.

Desa Bilebante mulai merintis program desa wisata sejak tahun 2016 lalu. Bermula dari kegiatan usaha kecil dari sejumlah ibu rumah tangga yang kemudian memutuskan membuat komunitas usaha produk jajanan lokal, seiring waktu kegiatan usaha kian bertambah dan mulai menarik wisatawan untuk datang berkunjung.

Paket wisata pun dibuat. Di antaranya, wisata bersepeda dan ATV (sepeda motor roda tiga) di area persawahan. Wisata pancingan, pijat tradisional, cidomo, cooking class hingga paket wisata religi dan budaya yang menjadi salah satu ikon desa wisata Bilebante. Dan, di Desa Bilebante sendiri berdiri pura yang cukup dikenal dan merupakan pura paling tua di Pulau Lombok yakni Pura Lingsar Kelud.

“Ini yang membedakan desa wisata Bilebante dengan desa-desa lainnya. Yakni paket wisata religi dan budayanya. Karena di Desa Bilebante, dari delapan dusun, ada dua dusun yang warganya beragama Hindu. Sisanya beragama Islam. Namun semua tetap hidup berdampingan dengan rukun,” ungkapnya.

Semua paket wisata tersebut dijual secara online. Di mana wisatawan bisa melakukan pemesanan terlebih dulu sebelum datang berkunjung ke Desa Bilebante untuk menikmati berbagai paket wisata yang ada. “Semua sudah serba digital. Jadi kalau wisatawan mau berkunjung atau menikmati paket wisata yang ada, harus melakukan pemesanan secara online terlebih. Supaya bisa dipersiapkan oleh pokdarwis Desa Bilebante,” sebutnya.

Diakuinya, di awal-awal merintis desa wisata memang tidak mudah. Terlebih begitu pandemic Covid-19 melanda semua aktivitas wisata di Desa Bilebante nyaris terhenti. Namun setelah pandemi mulai reda, wisata hijau Desa Bilebante pun mulai menggeliat kembali.

Angka kunjungan wisatawan juga terus meningkat. Di tahun 2024 lalu angka kunjungan wisatawan ke Desa Bilebante menembus angka 4.000 orang. Dan, tahun 2025 ini angka kunjungan sudah lebih dari 4.000 wisatawan. Dengan rata-rata wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan mancanegara.

“Tidak kalah penting, kehadiran program desa wisata telah turut berkontribusi pada peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Ini pula yang menjadi salah satu poin penting yang membuat Desa Bilebante sukses menjadi juara di ajang ADWI 2025,” imbuhnya.

Bahkan saat ini pihaknya tengah mengembangkan paket wisata menginap bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana desa dengan program betemoe (bertamu). Memanfaatkan rumah-rumah warga sebagai homestay. “Sekarang kita punya ada sekitar 60 homestay dari rumah warga. Dan, diharapkan akan terus bertambah,” tandas Asrok. (kir)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -











VIDEO