spot_img
Jumat, Desember 26, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEAkhirnya, Warga Gili Gede Sekotong Punya Akses Air Bersih

Akhirnya, Warga Gili Gede Sekotong Punya Akses Air Bersih

Giri Menang (Suara NTB) – Kebahagiaan masyarakat Gili Gede Indah Kecamatan Sekotong Lombok Barat (Lobar) membuncah. Lantaran, “dahaga” dialami masyarakat setempat akibat krisis air bersih berkepanjangan telah terobati. Krisis air bersih akhirnya teratasi dengan adanya SPAM senilai Rp3,4 miliar yang dibangun pada periode pertama era pemerintahan Bupati H.Lalu Ahmad Zaini dan Wabup Hj Nurul Adha.

SPAM yang dipasang melalui pipa bawah laut tersebut dipasok dari sumber air sumur bor yang dibangun daerah daratan.

Kepala Desa Gili Gede, Awaludin yang dikonfirmasi Jumat (26/12/2025) menyampaikan kebahagiaan warganya karena telah terlayani air bersih yang begitu lama didamba-dambakan. Ia menyebutkan jumlah dusun di desanya ada lima dusun dengan penduduk 1.400 jiwa lebih.

Penyediaan air bersih sebagian besar penduduknya baru bisa terpenuhi dengan dibangunnya SPAM yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan pada APBD murni 2025. “Alhamdulillah, sebagian besar rumah warga kami terlayani (air bersih),”imbuhnya.

Dikatakan, pengerjaan SPAM pun telah rampung. Bahkan sudah dilakukan uji coba. Dan hasilnya air SPAM mengalir lancar.

Air SPAM yang bersumber dari Sumur Bor di Dusun Tembowong. Dari sisi kualitas dan debet air mencukupi. Air sumur bor itu dialiri menggunakan pipa bawah laut dengan panjang hampir 600 meter. Perpipaan juga dibangun keliling pulau atau Gili sepanjang hampir 7 kilometer. Total panjang pipa yang dipasang hingga 7,6 kilometer. “Panjang pipa yang dipasang itu 7 kilometer lebih keliling Gili Gede,”terangnya.

SPAM ini sendiri melayani sekitar 233 Sambungan Baru. Masing-masing sambungan rumah bisa dimanfaatkan untuk dua rumah. Sementara sisanya terdapat 250 rumah yang belum dilayani air SPAM. Pihak desa akan berusaha menganggarkan melalui Dana Desa. Jika tidak bisa melalui dana desa, pihaknya akan mengusulkan melalui Pemkab.

“Tim dari Dinas PU yang turun ke lokasi menyarankan agar desa mengusulkan untuk mendapatkan tambahan anggaran penanganan tahun depan,” imbuhnya.

Kepala Dusun Tanjungan Ersan Saparwadi mengatakan, jumlah KK di dusunnya sebanyak 78 KK. Semua warganya yang terlayani air bersih dari SPAM ini. “Titik poinnya (SPAM) di dusun kami,”katanya.

Ia menuturkan selama ini warganya sangat susah mendapatkan air bersih. Mereka harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Satu galon air isi ulang dibeli Rp10 ribu, sedangkan kalau menggunakan tandon harganya 50 ribu. Itupun belum termasuk biaya ongkos perahu untuk mengangkut air dari seberang ke Gili. Satu tandon air kapasitas 1200 hanya dipakai untuk selama sepekan bagi satu kepala keluarga (KK).

Jika satu tandon dipakai oleh dua atau tiga KK, hanya bisa bertahan selama tiga atau empat hari. Rata-rata penghabisan selama sebulan untuk kebutuhan air saja, bisa mencapai Rp200 ribu lebih. Sehingga dengan adanya bantuan SPAM ini, harapan warga yang sekian puluh tahun telah terpenuhi. Mereka tidak lagi susah mendapatkan air. “Ya selama sekian lama (puluhan tahun) kami menunggu Alhamdulillah akhirnya bisa segera terlayani (air bersih),” katanya penuh syukur.

Sementara itu, Wakil ketua DPRD Lobar yang berasal dari Desa Gili Gede H Abubakar Abdullah mengatakan bahwa pihaknya mengupayakan penanganan daerah itu dari sisi infrastruktur dasar, mulai listrik dan air. Tinggal kata dia, akses jalan poros, jalan lingkar, penerangan jalan dan pelabuhan. Pihaknya sendiri sudah mengupayakan pembangunan jalan poros lingkar tersebut pada awal ia menjabat tahun 2019 lalu.

Waktu itu ia optimis itu bisa terealisasi namun akibat recofusing anggaran sehingga mandek sampai sekarang. Akan tetapi, lanjut dia, satu persatu sarana dan prasarana dasar sudah tertangani. Dengan adanya pembangunan sarana dasar listrik dan air ini sangat membantu memudahkan warga. Selain itu ia yakin akan mendongkrak potensi desa ini. “Alhamdulillah, sudah tertangani satu persatu,”imbuhnya.

Dulu sebelum ada listrik dan air, warga sangat kesulitan. Biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar air sangat tinggi. Warga harus membeli air dengan kisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu per kubik, belum ongkos angkut dari seberang. “Kalau industri itu satu kubik 125 ribu, kalau beli di daratan itu tidak seberapa,”sambungnya.

Padahal, lanjut dia, potensi Gili Gede sangat besar. Desa ini memiliki paket komplit. Sebab ada danau, bukit dan pantai sudah ada di sana.

“Jika ingin melihat view di atas bukit, tinggal naik. Begitupula kalau mau melihat danau, ada juga view nya, terlebih jika ingin melihat pantai sudah pasti ada. “Orang mau ngapain (wisata) di Gili Gede ini lengkap,”ujarnya.

Sementara, tim dari Dinas PUTR telah turun mengecek proyek SPAM tersebut. Alhasil, proyek strategis Pemkab ini dipastikan rampung pengerjaannya.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lombok Barat Lalu Ratnawi menyampaikan, SPAM Gili Gede saat ini melayani 233 sambungan rumah (SR). SPAM Gili Gede menjadi proyek strategis karena merupakan satu-satunya proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan sistem pipa bawah laut yang ada di Indonesia saat ini. Proyek ini bahkan ditetapkan sebagai proyek percontohan nasional.

Karena kondisi geografis Gili Gede yang tidak memungkinkan dilakukan pengeboran air tanah, tim teknis melakukan pengeboran di wilayah Tembowong, Desa Persiapan Pesisir Mas, Kecamatan Sekokotong. Pengeboran dilakukan hingga kedalaman 80 meter untuk mendapatkan sumber air layak konsumsi dengan kadar payau yang sangat minimal.

Air dari sumur bor tersebut kemudian dialirkan melalui pipa bawah laut sepanjang sekitar 670 meter menuju Gili Gede. Selanjutnya, air dipompa ke reservoir yang berada di perbukitan sebelum didistribusikan ke seluruh dusun di wilayah Orong Bukal. Proyek SPAM Gili Gede dilengkapi dua unit reservoir dengan kapasitas masing-masing 50 meter kubik. “Masih ada cadangan air yang cukup. Sistem ini dirancang untuk keberlanjutan,” katanya.

Ke depan, cakupan layanan SPAM Gili Gede berpotensi diperluas hingga 600 kepala keluarga. Saat ini, layanan baru menjangkau sekitar seperempat dari total kebutuhan masyarakat. Jika pelayanan berjalan optimal, perluasan jaringan akan dilakukan secara bertahap. Pengelolaan SPAM Gili Gede direncanakan akan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Selain memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, sistem ini juga diharapkan menunjang sektor pariwisata, khususnya hotel dan penginapan yang berkembang di kawasan Gili Gede. “Hotel-hotel nantinya bisa memanfaatkan layanan air bersih melalui pengelolaan BUMDes. Ini sangat mendukung pariwisata karena tidak perlu lagi membeli air bersih dari luar untuk kebutuhan masak dan minum,” tambahnya.

SPAM ini sangat vital bagi warga setempat. Pasalnya, selama bertahun-tahun, warga Gili Gede harus mengandalkan distribusi air bersih dari daratan dengan biaya mahal, menggunakan perahu penyeberangan.

Dengan beroperasinya SPAM Gili Gede, diharapkan persoalan pemenuhan air bersih di wilayah kepulauan Lombok Barat dapat teratasi secara bertahap dan berkelanjutan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah. (her)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO