spot_img
Kamis, Maret 13, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMPPDB---kecil,Jangan Sampai Ada Anak di Mataram Tidak Sekolah

PPDB—kecil,Jangan Sampai Ada Anak di Mataram Tidak Sekolah

Mataram (Suara NTB) – Sejumlah sekolah di Kota Mataram ramai menerima pendaftaran peserta didik baru (PPDB). Proses seleksi harus dilakukan sesuai regulasi. Dinas Pendidikan diminta melakukan pendistribusian, agar jangan sampai ada anak di Kota Mataram, tidak bisa sekolah karena terbentur aturan.

Wakil Walikota Mataram, TGH. Mujiburrahman meminta Dinas Pendidikan Kota Mataram bisa memantau dan koordinasi maksimal dengan kepala sekolah jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama pada penerimaan peserta didik baru. Artinya, sebaran siswa bisa dilakukan secara baik, sehingga tidak ada wali murid kesulitan mencari tempat sekolah bagi anak-anak mereka. “Kita ini di ibukota dan identik sebagai kota pendidikan. Jangan sampai ada anak Kota Mataram kesulitan mencari tempat melanjutkan pendidikan,” terang Wawali.

Disdik lanjutnya, harus memberikan alternatif bagi calon siswa apabila tidak diterima di sekolah dituju, tetapi diarahkan ke sekolah lainnya. Wawali mengakui, penumpukan peserta didik baru terjadi di sekolah-sekolah dianggap favorit seperti SMPN 1 Mataram, SMPN 2 Mataram, SMPN 6 Mataram, dan SMPN 15 Mataram. Kondisi ini terjadi karena masyarakat terbawa arus dengan opini bahwa ada sekolah favorit dan tidak favorit. Padahal, kesuksesan seseorang dalam dunia pendidikan tergantung dari diri masing-masing.

Ia mencontohkan, orang-orang sukses di Kota Mataram baik sukses di bidang politik, karir, ekonomi, dan lain sebagainya bukan berasal dari sekolah favorit. “Saya saja tidak mengenyam pendidikan di sekolah favorit. Saya tidak diterima SMPN 1 Mataram, karena legowo dan masuk sekolah swasta,” ungkapnya.
Pihaknya meyakini bahwa kesuksesan seseorang bukan dilihat dari sekolahnya, walaupun favorit dari persepsi masyarakat tetapi harus bekerja keras dan disiplin untuk meraih prestasi.

Mujiburrahman justru khawatir jika orang tua memaksakan anak mereka di sekolah yang dianggap favorit, tetapi tidak bisa mengikuti aturan, kurikulum, dan lain sebagainya, maka akan merugikan anak itu sendiri. “Justru yang terjadi datang terlambat, tidak bisa mengikuti pelajaran akan menjadi masalah bagi anak itu sendiri,” demikian kata dia. (cem)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO