ANGGOTA Komisi III DPRD Kota Mataram, H. Muhtar, SH., menanggapi rencana Dishub (Dinas Perhubungan) Kota Mataram menjadikan angkot atau bemo kuning menjadi angkutan pelajar. ‘’Pada prinsipnya setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, terlebih memberdayakan masyarakat, pada prinsipnya kita setuju saja. Tetapi konsepnya dulu harus jelas,’’ katanya kepada Suara NTB melalui sambungan telepon, Jumat 10 mei 2024.
Muhtar mengingatkan Dishub bahwa terkait pemanfaatkan bemo kuning sebagai angkutan pelajar tidak sekedar meluncurkan program. Dia khawatir program bemo kuning menjadi angkutan pelajar justru jalan di tempat. ‘’Apalagi ini bemo kuning. Dulu aja kita punya bus. Bus itu sekarang seperti apa. Walaupun itu punya provinsi tapi kan dampaknya ke kota juga,’’ ujar politisi Partai Gerindra ini.
Namun demikian Muhtar tetap mendukung apapun program pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. ‘’Apalagi ini untuk pelajar. Ke depan bila perlu untuk penumpang umum juga,’’ imbuhnya. Kalaupun nantinya pemerintah memberikan suntikan dana kepada pemilik angkot, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Mataram ini mengimbau supaya subsidi yang diberikan tidak sebatas untuk membeli bahan bakar.
‘’Kita ingin subsidi yang lebih supaya nanti angkot-angkot ini bisa menggairahkan calon penumpang. Supaya mereka tertarik untuk naik angkot,’’ demikian Muhtar. Selain itu, Dishub tentu harus mengatur rute yang akan dilalui angkot ketika nantinya sudah menjadi angkutan pelajar. ‘’Karena kan pelajar-pelajar ini tempat tinggalnya menyebar di semua kecamatan,’’ sebutnya.
Idealnya menurut Muhtar, program bemo sebagai angkutan pelajar ini, sudah melalui perencanaan yang matang. Dia berharap, Dishub sebagai mitra kerja Komisi III, melibatkan mereka terkait program ini. Paling tidak ada ekspose yang dilakukan di Komisi III sebelum program itu dilaksanakan.
Anggota dewan dari daerah pemilihan Ampenan ini mendorong supaya Dishub melakukan studi banding di daerah-daerah yang angkotnya tetap diminati masyarakat. Seperti di Bogor atau Riau. ‘’Di Pekanbaru Riau itu, masih sangat antusias sekali masyarakat menggunakan angkot,’’ ungkapnya.
Disana, lanjut Muhtar, mereka masih mempertahankan konsep lama dalam pengelolaan angkot. ‘’Ada salon di angkot, kemudian suaranya besar. Ini makanya untuk di Mataram perlu ada konsep yang bagus,’’ pungkasnya. (fit)