spot_img
Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMUR286 Hektar Kawasan Bukit Anak Dara Sembalun Terbakar

286 Hektar Kawasan Bukit Anak Dara Sembalun Terbakar

Selong (Suara NTB) – Kawasan lahan seluas 286 hektar di Bukit Anak Dara Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terbakar. Kebakaran Bukit Anak Dara Sembalun ini terjadi hingga empat hari sejak pukul 20.30 WITA pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus lalu. Diduga penyebab kebakaran bekas perapian dari pengunjung yang kemah di tempat tersebut.

“Kebakaran malam hari dan dugaannya dari perapian Itu belum kita pastikan benar karena butuh investigasi,” sebut Kepala Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Rinjani Timur, Mustara Hadi menjawab Suara NTB, Selasa, 3 September 2024.

Upaya pemadaman sudah dilakukan hanya manual dan belum menggunakan alat canggih. Peralatan sangat terbatas, sehingga paling bisa dilakukan hanya dengan menerjunkan langsung tim yang menggunakan alat seadanya memadamkan api.

Mustara Hadi menyebut, pemadaman juga turut dilakukan oleh masyarakat dan pengelola wisata Bukit Anak Dara. Tidak ketinggalan dari  personel Manggala Agni, yakni Tim pemadaman kebakaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), termasuk bantuan dari TNI dan Polri.

Laporan terakhir, sejak Selasa kemarin sudah tidak ada titip api. Relatif sudah tidak ada asap, sehingga diyakini api sudah berhasil dipadamkan.

Kebakaran Bukit Anak Dara anak dara ini diantisipasi agar tidak meluas sampai ke Bukit Selong, sehingga tim konsen melakukan pemadaman pada jalur menuju bukit Selong.  “Kalau lewat bukit Selong, kalau lewat tambah repot kita nanti,” ungkapnya.

Kejadian kebakaran ini dikatakan pernah terakhir terjadi tahun 2021 silam. Tahun 2022 dan 2023 tidak ada kejadian.

KPH berharap ketika kondisi panas seperti sekarang ini semua waspada. Tidak melakukan perapian di tempat sembarangan. Semak belukar yang ada di bukit Anak Dara dan sekitarnya sangat berpotensi mudah mengalami kebakaran. “Sangat besar potensi kebakaran kalau ada yang lalai,” ucapnya.

Kepala KPH Rinjani Timur ini berencana mengumpulkan semua penggiat wisata yang ada di Sembalun. Khususnya di wilayah KPH untuk membuat aturan. Setidaknya ketika melakukan perapian dapat dilakukan di tempat khusus, sehingga tidak menyebar kemana mana dan tidak juga dilakukan di setiap tenda. “Yang terbakar ini semak belukar,  disulut sedikit itu mudah sekali terbakar,” paparnya lagi.

Kejadian ketika sudah ada yang terbakar mudah sekali meluas. Kondisi alam perbukitan yang miring ditambah terpaan angin kencang membuat api cepat melalap apa saja yang dilewati. Upaya pemadaman juga tidak bisa dilakukan malam hari, karena medannya yang sulit dijangkau.

Mustara Hadi berkeyakinan karena yang terbakar adalah semak dan padang Savana berupa rumput liar, setelah diguyur hujan akan kembali hijau. Tidak ada pepohonan besar yang terbakar, karena kondisi kawasan tersebut ekosistemnya rumput, sehingga tidak perlu ada aktivitas penanaman. “Kalau sudah turun hujan akan hijau kembali,” ujarnya. (rus)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO