Selong (Suara NTB)- Jumlah keluarga risiko stunting dalam kurun waktu tiga tahun ini terus mengalami penurunan. Tahun 2021 jumlah keluarga resiko stunting di Lotim sebanyak 152 ribu. Sedangkan 2022 turun menjadi 96 ribu dan 2023 tersisa 79 ribu.
“Keluarga risiko stunting ini memiliki resiko untuk melahirkan anak-anak yang stunting. Makanya kita harus tangani keluarga resiko stunting ini,” ujarnya.
Hal ini disebutkan Penjabat Kepala Bidang Penggerakan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) yang juga Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Penggerakan Masyarakat DP3AKB Lotim, L Muhammad Anwar, di sela acara orientasi Kader Pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung KB yang digelar di Ruang Rapat Utama II Kantor Bupati Lotim, Senin 27 mei 2024.
Anwar menjelaskan, melalui Dashat diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Lotim. Melalui orientasi yang digelar DP3AKB, diharapkan dapat memberikan pembekalan kepada para kader pengelola Dashat yang ada di masing-masing Kampung KB.
Orientasi Dashat ini diharapkan bisa merubah perilaku sasaran keluarga risiko stunting. Yakni yang biasanya konsumsi makanan kurang beragam dan bergizi seimbang menjadi lebih beragam, bergizi seimbang dan aman.
Mengingat jumla keluarga risiko stunting yang sangat besar, dalam penanganan penurunan prevalensi stunting di Lotim ini disentuh yang paling prioritas. Yakni pada ibu hamil yang jumlahnya di Lotim sebanyak 12.000 orang dan 27.063 bayi dibawah dua tahun (Baduta). Ada juga pendampingan kepada pasangan usia subur. Namun, tahun ini dikontrol secara serius 39.063 orang ibu hamil dan Baduta agar tidak menjadi stunting. “Intinya kan di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) itu,” terangnya lagi.
Ditambahkan, jumlah kampung KB di Lotim saat ini 254. Tersebar di semua desa dan kelurahan. Sejauh ini, belum semua Kampung KB dihadirkan progam Dashat. Meski demikian, semua desa sudahemiliki Tim Pendamping Keluarga (TPK). “Dari 254 desa di Lotim baru 102 desa yang sudah diberikan program Dashat,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas DP3AKB Lotim, H. Ahmat mengatakan, Lotim komitmen untuk menekan terus jumlah keluarga risiko stunting dan mewujudkan target prevalensi stunting 14 persen. Meski butuh kerja keras, namun diyakinkan, ketika semua program bisa berjalan dengan baik maka target penurunan stunting akan bisa dicapai. (rus)