Tanjung (Suara NTB) –Kampanye monologis pasangan calon (paslon) Najmul Akhyar – Kusmalahadi Syamsuri (NK) di Dusun Karang Tanggul, Desa Anyar, Kecamatan Bayan, Kamis 10 Oktober 2024. dihadiri lebih dari 400 warga. Kondisi tersebut oleh paslon NK, diklaim mematahkan argumen bahwa selama kampanye NK di Bayan, tidak banyak yang hadir.
Pada kesempatan bertatap muka dengan masyarakat di Bayan itu, Paslon Najmul – Kus, hadir langsung menyapa masyarakat. Bahkan melihat antusiasme warga yang hadir, Najmul membesarkan hati warga Bayan yang sebelumnya “terpapar” sindiran tim sukses calon lawan.
“Siapapun Bupati dan Wakil Bupati kita nanti, semua kita harus saling hargai. Tidak boleh dan juga tidak mungkin, warga Pemenang yang tidak memilih tiang dikatakan tidak waras, tidak. Semuanya waras karena itu pilihan epe pada (Anda semua),” tegas Najmul.
“Di Bayan semua waras-waras, epe pada merdeka dengan pilihan itu. Siapapun pilihan epe, orang lain harus menghargai itu,” sambungnya.
Najmul menyambung, dirinya maupun Bupati saat ini telah melegitimasi keberadan masyarakat, khususnya masyarakat adat. Salah satu wujudnya melalui keberadaan Majelis Krama Desa (MKD) yang sudah dibentuk.
MKD menurut dia adalah representasi dari Wet tu Telu (Wetu 3) sejalan dengan filosofi 3 Waktu yaitu Tumbuh, Beranak dan Bertelur yang dilestarikan masyarakat adat Bayan. Pada MKD, keterwakilan 3 unsur yaitu tokoh pemerintah, tokoh agama dan tokoh adat.
“Di Bayan terbentuk MKD yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai yang hidup di Bayan. Jika itu bisa menyelesaikan masalah di bawah, maka kita buatkan regulasi untuk menguatkan,” ucapnya.
Selain itu, Najmul menyatakan dirinya juga tidak menampik usulan yang disampaikan secara personal oleh tokoh masyarakat Bayan di beberapa tempat. Salah satu usulannya, yaitu meminta agar Camat Bayan diduduki oleh Putra Bayan sendiri.
Menurut dia, usul tersebut dinilai positif. Sebab dengan putra daerah dan berdomisili di Bayan menjadi Camat Bayan, maka pejabat tersebut diyakini sudah memahami dan dipandang bisa mengurai setiap persoalan khususnya konflik horisontal.
“Atas usul masyarakat, sepanjang tidak bertentangan dengan aturan, silahkan dicatat (janji Najmul, red), Putra Bayan jadi camat epe pada kelak. Sepanjang tidak bertentang aturan dan sesuai keinginan masyarakat, kami prioritaskan,” janjinya.
Namun demikian, Najmul mengingatkan masyarakat Bayan bahwa Pilkada bukanlah ajang memilih camat, melainkan pemimpin di daerah. Maka menurut dia, perbedaan pilihan politik masyarakat tidak perlu dipertentangkan apakah calonnya berasal dari Bayan, dari Tanjung atau kecamatan lain.
“Yang jelas putra terbaiklah yang jadi calon saat ini. Kita harus saling menghargai. Pemenang tidak harus memilih orang Pemenang, Kayangan tidak harus memilih orang Kayangan. Kalau begitu sifat pilihan kita, itu kita sedang pilih camat, dan bukan memilih bupati,” tandasnya.
Senada ditegaskan Ketua Tim Relawan Najmul – Kus, Fajar Marta. Baginya, Adat dan masyarakat adat adalah benteng pertahanan sebuah entitas di Lombok Utara. Adat juga merupakan simbol yang harus dijaga dan dipertahankan, jangan sampai kekuatan adat dilecehkan. “Boleh kita orasi berbeda, boleh kita orasi keras, tapi jangan lecehkan masyarakat adat. Saya juga lahir dari masyarakat adat. Kalau orang tua saya dikatakan tidak waras, harus saya lawan. Kita boleh beda pilihan, tapi jangan menyebut orang tidak waras,” tandas Fajar. (ari)