Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, membutuhkan lahan sekitar 300,49 hektare untuk merealisasikan rencana pembangunan bendungan Kerekeh, kecamatan Unter Iwes dari jumlah tersebut ada juga lahan masyarakat yang akan terdampak.
“Jadi, dari total 300,49 hektare tersebut ada tiga lahan yang terkena dampak pembangunan yakni lahan pertanian, tegalan dan kawasan hutan sehingga kami terus berupaya agar kebutuhan lahan tersebut bisa rampung,” kata Asisten II Setda Sumbawa, Lalu Suharmaji Kertawijaya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Suharmaji pun merincikan, untuk lahan pertanian total wilayah yang terdampak sekitar 74 hektare, tegalan 125 Hektare dan kawasan hutan sekitar 141 hektare. Khusus untuk pembebasn lahan di kawasan saat ini prosesnya cukup berat dan butuh waktu yang cukup panjang.
“Karena prosesnya cukup panjang untuk lahan di kawasan hutan, kami berharap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara 1 untuk bisa membantu terkait proses tersebut,” ujarnya.
Pemerintah pun lanjut Suharmaji sudah berkoordinasi dengan Direktur OP di Kementerian PU agar bendungan Kerekeh ini masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Jika bendungan ini masuk dalam PSN, maka akan ada kemudahan yang diberikan sehingga bendungan tersebut terealisasi.
“Kami sudah usulkan agar bendungan ini masuk PSN, terutama kaitannya dengan penggunaan lahan didalam kawasan hutan. Karena proses izinya cukup berat,” sebutnya.
Selain proses tersebut, pemerintah saat ini masih menunggu hasil review dari BBWS tekait Larap bendungan tersebut karena sudah berumur lebih dari 10 tahun. Tentu pihaknya sangat berharap di tahun 2027 pembangunan bendungan tersebut sudah mulai berproses.
“Kami tetap berikhtiar bendungan ini bisa mulai terbangun di tahun 2027, makanya proses pengurusan dokumen terus kami lengkapi supaya tidak menjadi kendala di kemudian hari,” tambahnya.
Jika bendungan ini terbangun lanjut nya, maka ada sekitar 4.500 hektare lahan pertanian yang akan merasakan manfaatnya. Selain itu bendungan ini juga akan menjadi pengedali banjir kota Sumbawa sekitar 380 meter kubik per detik.
“Paling besar manfaatnya untuk menambah pasokan air PDAM sampai dengan kurun waktu 2050 kita butuh sekitar 160 liter per detik. Sehingga asas manfaat dari bendungan ini sangat besar bagi masyarakat,” timpalnya.
Sementara terkait pengadaan lahan lanjutnya, pihaknya sudah mengusulkan agar bisa dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I. Hal tersebut dilakukan karena anggaran yang dimiliki pemerintah daerah sangat terbatas.
“Jadi, tugas kita (Pemerintah) saat ini menyiapkan dokumen-dokumen pendukung lainnya yakni analisis dampak lingkungan yakni jalan menuju lokasi dan kondisi lahan yang menjadi tugas kita selama tahun 2025-2026,” tukasnya. (ils)