Sumbawa Besar (Suara NTB) – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meterologi kelas III Sultan Muhammad Kaharuddin mengimbau masyarakat untuk waspada bencana hidrologi jelang peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
“Di pertengahan bulan Oktober ini sebagian besar di wilayah Sumbawa mulai memasuki musim peralihan terutama di wilayah bagian Barat, Selatan, dan Tengah,” kata Kepala (BMKG)Sumbawa Samriyanto kepada wartawan, Jumat, 18 Oktober 2024.
Sam melanjutkan, untuk beberapa wilayah lainnya seperti bagian utara dan timur musim peralihannya akan terjadi sekitar akhir bulan Oktober. Sementara untuk prediksi awal musim hujannya secara keseluruhan akan terjadi di pertengahan bulan November nanti.
“Prediksi kita awal musim hujan terjadi mulai dari tanggal 11 hingga 20 November. Sedangkan untuk Sumbawa bagian timur, Plampang, Empang, dan Tarano musim hujannya akan terjadi tanggal 21- 30 November,” jelasnya.
Di musim peralihan yang patut diwaspadai potensi terjadinya bencana hidrologi seperti banjir dan tanah longsor. Sebab di musim peralihan sifat hujannya akan mendadak dengan intensitas lebat meskipun durasi yang tidak panjang.
“Kalau di musim hujan, yang perlu kita waspadai yakni bencana Hidrologi dan jalur penyeberangan Poto Tano-Kayangan karena potensi terjadinya ombak tinggi sangat besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk puncak musim hujan Sumbawa bagian barat dan selatan diperkirakan akan terjadi pada bulan Desember. Sedangkan untuk Sumbawa bagian timur dan utara puncaknya akan terjadi di bulan Februari tahun 2025.
“Jadi, untuk prediksi panjang musim hujannya rata-rata berkisar di angka 140 hingga 160 hari dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat sehingga diimbau kepada masyarakat agar tetap waspada,” tukasnya. (ils)