Mataram (Suara NTB) –PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB dalam upaya mewujudkan Net Zero Emission (NZE) di Provinsi NTB, melakukan dekarbonisasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
Penghentian operasi PLTD Bajo Pulau yang sebelumnya mensuplai 517 Pelanggan selama 12 jam sehari ini dilakukan seiring dengan telah beroperasinya kabel saluran udara tegangan menengah 20 kiloVolt (kV) yang melintasi perairan laut di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
Interkoneksi saluran kabel udara yang menghubungkan sistem isolated Bajo Pulau dengan sistem kelistrikan Tambora, membutuhkan pembangunan infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 1,74 kilometer sirkit dan pembangunan empat titik tower di pulau yang berlokasi tidak jauh dari Pelabuhan Sape. Seluruh pembangunan infrastruktur tersebut akhirnya telah berhasil diselesaikan PLN NTB pada bulan Januari 2024.
PLTD Bajo Pulau sendiri memiliki kapasitas 275 kW, telah melayani masyarakat di Bajo Pulau sejak tahun 1995. Meski beroperasi selama 12 jam sehari, PLTD ini memiliki peran penting dalam menyambung denyut nadi kehidupan masyarakat Bajo Pulau.
Pulau yang memiliki luasan 2,87 km persegi dan jumlah penduduk 1.925 jiwa, serta berjarak 47,5 km dari Ibukota Kabupaten Bima ini, memiliki 3 sekolah dan 3 tempat ibadah. Ditambah, mata pencarian sebagian besar penduduk setempat menggantungkan kehidupan mereka dari hasil laut, membuat ketersediaan listrik di Bajo Pulau menjadi sangat penting untuk menggerakkan roda kehidupan masyarakat di sana.
Perjuangan panjang PLN NTB dalam mengusahakan pelayanan sampai ke daerah 3T ini tidak mudah. Mulai dari mobilisasi peralatan dan kendaraan berat melalui laut yang tergantung pada kondisi pasang surut air laut, struktur tanah yang didominasi bebatuan karang dan sukarnya air tawar untuk menunjang proses konstruksi menjadi tantangan tersendiri.
Namun, setelah melalui upaya keras, serangkaian pengujian dan pemberian tegangan, akhirnya pada hari selasa tanggal 27 Februari 2024, Bajo Pulau telah secara resmi berhasil terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan Tambora dan telah terlayani dengan listrik 24 jam.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo menjelaskan upaya dekarbonisasi dan melistriki Bajo Pulo 24 jam yang diresmikan interkoneksinya sebagai salah satu bentuk komitmen PLN didalam mewujudkan NZE dan sekaligus untuk memberikan akses listrik ke pelosok negeri.
Tak hanya memberikan energi bersih bagi masyarakat, hadirnya listrik selama sehari penuh ini diharapkan akan meningkatkan produktifitas masyarakat serta dapat meningkatkan perekonomian desa dan mendorong tumbuhnya sektor bisnis, membantu anak-anak di pedesaan bisa belajar lebih baik dan menjadikan masyarakat beribadah menjadi lebih tenang.
Djarwo menjelaskan, di Bajo Pulo sendiri saat ini terdapat 517 pelanggan yang seluruhnya merupakan pelanggan listrik pintar dengan komposisi 98,1% pelanggan rumah tangga dan salah satu dusunnya berada di pulau yang terpisah yakni dusun Pasir Putih juga telah berhasil terinterkoneksi dengan sistem Tambora pada waktu yang sama.
“Dusun Pasir Putih di Desa Bajo Pulau juga telah berhasil kami interkoneksikan, 103 pelanggan di sana kini telah teraliri dengan listrik 24 jam,’’ ungkapnya. “Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan untuk PLN. Sinergi stakeholder dan masyarakat memegang peranan sangat penting untuk membantu kami dapat mewujudkan keadilan energi hingga pelosok negeri, khususnya di Provinsi NTB. Hal ini merupakan bukti bahwa Negara akan selalu hadir untuk rakyat dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,’’ tutup Djarwo. (bul)