Selong (Suara NTB) – Warga dari sejumlah desa di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang terdampak akibat tambang galian C melukukan aksi anarkis dengan melakukan pengerusakan fasilitas tambang hingga pembakaran alat-alat berat.
Aksi warga ini terjadi di beberapa lokasi tambang galian C yang tersebar di wilayah Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, dan Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji. Aksi ini dilakukan oleh ratusan warga yang terdampak limbah tambang.
Warga yang terdampak ini kesal karena tuntutan mereka untuk menutup aktivitas tambang tidak diindahkan oleh pemerintah. Warga nekat merusak dan membakar fasilitas di lima titik lokasi tambang, termasuk gazebo dan alat berat.
Peristiwa ini terjadi pada Senin, 5 November 2024 siang lalu ketika perwakilan dari Pemprov NTBÂ bersama Kasat Pol PP Lombok Timur, Slamet Alimin, melakukan inspeksi mendadak ke lokasi tambang untuk mengecek apakah tambang tersebut masih beroperasi.
Saat sidak digelar, tiba-tiba kerumunan warga datang dan langsung melakukan aksi pengerusakan. Tak hanya fasilitas, pekerja tambang juga menjadi sasaran amukan massa. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, meskipun beberapa pekerja dilaporkan mengalami penganiayaan dan sejumlah warga terlihat membawa senjata tajam.
Salah seorang warga Desa Korleko yang terdampak mengatakan bahwa tindakan ini merupakan bentuk protes karena tuntutan mereka untuk menutup tambang galian C tidak pernah digubris oleh pemerintah. “Kami kesal karena tuntutan kami untuk menutup lokasi tambang tidak diindahkan oleh pemerintah,” ujar warga.
Kasat Pol PP Lombok Timur, Slamet Alimin, membenarkan bahwa kejadian pengerusakan terjadi saat mereka tengah mengawal tim dari Pemprov NTB untuk memastikan status operasional tambang.
Kasat Pol PP Lotim ini mengaku tidak tahu soal rencana aksi warga. Aksi warga ini secara tiba tiba datang dan langsung melakukan pengerusakan. “Tiba-tiba warga datang dan melakukan pengerusakan dengan alat berat di lokasi,” jelas Alimin.
Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, AKP I Made Dharma Yulia Putra, mengatakan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dari pemilik tambang dan pekerja yang menjadi korban pengerusakan. Polisi kini sedang mendalami kasus tersebut dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti untuk mengungkap siapa yang menjadi dalang di balik aksi anarkis tersebut.
Polisi sedang mengumpulkan keterangan saksi dan bukti-bukti lainnya untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab.
Aksi warga ini menjadi sorotan karena mencerminkan ketegangan antara masyarakat yang terdampak tambang galian C dan pemerintah yang belum mengambil langkah tegas dalam menanggapi tuntutan mereka. Sebelumnya, warga telah meminta agar aktivitas tambang dihentikan karena khawatir akan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan mereka. (rus)