Mataram (Suara NTB) – Seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Hanik telah memulai perjalanan yang mengubah hidupnya dengan berpartisipasi dalam program magang internasional YALA PESAO 1’s Internship Program di Lukmanul Hakim School, Thailand. Program ini berlangsung selama dua bulan dan menawarkan kesempatan unik bagi Hanik untuk memperluas pengetahuan dan pengalamannya dalam lingkungan pendidikan yang berbeda.
Hanik menjelaskan tantangan utama yang dihadapinya adalah proses adaptasi terhadap budaya dan lingkungan baru. “Saya menyadari bahwa setiap negara memiliki cara dan sistem pendidikan yang berbeda. Ini adalah tantangan, tetapi saya berkomitmen untuk belajar dan beradaptasi secepat mungkin,” ujarnya.
Program magang ini tidak hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan akademis, tetapi juga memberikan wawasan mengenai praktik pendidikan di negara lain. Hanik berharap dapat mempelajari metode pengajaran yang berbeda dan menerapkannya dalam konteks pendidikan di Indonesia. “Saya ingin membawa pulang pengalaman berharga yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran saya di masa depan,” tambahnya.
Hanik juga mengajak teman-teman mahasiswa untuk tetap rendah hati dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. “Kita meninggalkan dunia ini dengan tidak membawa apa-apa,” ujarnya. Dia percaya bahwa sikap rendah hati adalah kunci untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan memperluas jaringan.
Sebagai motivasi untuk mahasiswa yang merasa gengsi dengan nama kampus, Hanik mengungkapkan, di mana pun berlian itu berada, berlian tetaplah berlian; ia akan bersinar dengan keindahannya. Ungkapan ini menunjukkan keyakinannya bahwa kualitas dan potensi diri lebih penting daripada label yang melekat pada institusi pendidikan.
Wakil Dekan II FKIP Ummat, Dr. Candra, M.Pd., juga memberikan tanggapannya terkait keberangkatan Hanik. “Keberangkatan mahasiswa kami ini merupakan harapan besar untuk kami di FKIP. Kami mendorong mahasiswa untuk dapat mengikuti program-program nasional, ASEAN, maupun internasional. FKIP selalu mendukung program-program ini dan secara konsisten mengirim mahasiswa untuk program internasional, seperti KKN Internasional di Malaysia sebelumnya, dan sekarang ke Thailand. Kami bangga dapat memberikan kesempatan ini kepada mahasiswa kami yang berprestasi,” bangganya.
Candra menambahkan bahwa proses seleksi untuk program ini sangat ketat, terutama dalam hal kemampuan berbahasa, yang menjadi salah satu syarat utama. Hanik adalah mahasiswa berprestasi yang diterima di Ummat melalui beasiswa LPDP. Pihaknya berharap semoga nantinya di Thailand, Hanik dapat mengharumkan nama FKIP dan Ummat.
“FKIP berkomitmen untuk terus mengirim mahasiswa untuk mengikuti program serta kompetensi di skala lokal, nasional, dan bahkan internasional. Kami berharap mahasiswa kami terus mengasah kemampuan berbahasa mereka sehingga program ini dapat berlanjut di masa depan,” tambahnya.
Hanik berangkat dengan penuh semangat dan tekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan dalam program ini. Dengan harapan dapat memberikan dampak positif tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk komunitas pendidikan di Ummat, Hanik siap menjadikan pengalaman ini sebagai batu loncatan menuju masa depan yang gemilang.
Ummat adalah institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi dan mendukung pengembangan kemampuan mahasiswa dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan internasional. Ummat berupaya mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program-program yang mendukung pengembangan kompetensi dan wawasan global. (ron/*)