Mataram (Suara NTB) – Sampai dengan bulan September 2024, sebanyak 60.793 warga NTB alami gangguan mental. Dari jumlah tersebut, rata-rata pasien yang mengalami masalah kesehatan mental merupakan laki-laki.
Direktur RSJ Mutiara Sukma, dr. Hj. Wiwin Nurhasida mengungkapkan pasien RSJ selalu meningkat setiap tahunnya. Menurutnya, naiknya kunjungan ke RSJ ini karena masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan mental.
“Stigma masyarakat tentang kesehatan jiwa sudah mulai bergeser. Kalau dulu kan engga mau dianggap gangguan mental, kalau sekarang banyak yang lebih peduli malah melampaui sampai self diagnose,” ujarnya kepada Suara NTB, Jumat, 15 November 2024.
Selain karena masyarakat sudah mulai menyadari betapa pentingnya kesehatan mental. Adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait dengan kesehatan mental ini juga menyebabkan kunjungan ke RSJ mengalami peningkatan setiap tahun.
Meski kondisi ini merupakan suatu yang positif, namun berdasarkan penuturan Wiwin kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental ini tak jarang menyebabkan banyak masyarakat mendiagnosis dirinya sendiri. Padahal, untuk menentukan gangguan kesehatan mental, perlu adanya bantuan ahli.
Berdasarkan data kunjungan RSJ Mutiara Sukma, dari 60.793 total kunjungan, 1520 merupakan pasien rawat inap, dan 59.273 pasien merupakan pasien rawat jalan.
Masyarakat yang bermasalah dengan gangguan mental ini berasal dari berbagai rentang usia, mulai dari balita, anak-anak, remaja dewasa, dewasa, dan lansia. Dengan penderita kesehatan mental tertinggi berada di rentang usia 15-44 tahun atau remaja dewasa.
Jumlah balita yang mengalami gangguan kesehatan mental di RSJ Mutiara Sukma selama 9 bulan terakhir diketahui berjumlah 3.271 balita. 5.258 anak-anak, 25.408 remaja dewasa, 19.811 dewasa, dan 5.065 lansia.
Menurut Wiwin, lima penyakit gangguan mental yang banyak dialami oleh warga NTB di antaranya skizofrenia, anxiety atau gangguan kecemasan, depresi, ODGJ, dan demensia atau pikun.
“Yang paling banyak jelas skizofrenia, kemudian anxiety, depresi, ODGJ ada yang berat, ringan, dan demensia, baik di rawat jalan maupun rawat inap,” katanya. (era)