SOPIR angkutan kota (Angkot) yang ada di Kota Mataram berharap Pemkot Mataram memudahkan persyaratan untuk bisa bergabung dalam program angkutan gratis untuk pelajar. Salah satu sopir angkot yang telah menggeluti profesi tersebut selama 40 tahun, Wayan mengaku merasa sangat senang dengan program baru Pemkot Mataram tersebut. Namun, dirinya tidak bisa bergabung menjadi partner Pemkot karena terhalang persyaratan yang dinilai rumit.
“Senang sekali kalau digunakan angkot ini, yang penting persyaratannya tidak terlalu sulit,” ujarnya kepada Ekbis NTB, Sabtu, 7 Desember 2024.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi sopir adalah surat atau dokumen mobilnya harus hidup, beserta dengan SIM sang sopir. Wayan mengaku, persyaratan ini cukup memberatkan mengingat banyaknya surat yang mati akibat sedikitnya pendapatan harian mereka.
“SIM tidak bisa perpanjang karena perpanjang SIM aja Rp1,7 juta. Bagaimana mau cari sedangkan untuk makan saja sulit,” katanya.
Ia mengungkapkan, selain meminta untuk menghidupkan surat mobil dan SIM, para sopir juga diminta untuk menservis mobil mereka dengan mengganti ban harus baru, lampu menyala, klakson harus bunyi. “Memang kalau sekedar klakson bisa teman-teman penuhi persyaratannya, tapi kalau surat ini agak kesulitan. Terutama SIM,” ucapnya.
Diketahui, Pemkot Mataram sudah melakukan sosialisasi kepada para sopir. Hanya saja saat ini belum banyak sopir yang bergabung pada program Pemkot tersebut. Dikatakan, untuk tergabung dalam program angkutan pelajar gratis, siapa saja bisa masuk, hanya saja harus memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan.
“Terjangkau ini pakainya, bukan tidak terpilih. Siapa saja bisa masuk yang penting memenuhi persyaratan. Tapi untuk sementara ini cuma 14 unit yang dipakai,” terangnya.
Wayan mengungkapkan, pendapatan para sopir angkot di Mataram sangat minus. Bahkan tidak bisa menutupi harga bensin. Yang mana sekali jalan, para sopir hanya bisa mendapatkan Rp20 ribu, sedangkan harga bensin per liternya Rp25 ribu.
Menurutnya, Pemkot Mataram khususnya Dinas Perhubungan harus membenahi perihal ini agar sopir tidak lagi hanya mendapatkan sisa angkutan. Artinya, Pemkot harus membuat regulasi untuk tidak membiarkan ojek online dan taksi online untuk mangkal di lokasi yang biasanya ditempati oleh mobil angkot.
“Taksi sama drive tidak punya izin beroperasi untuk masuk terminal. Kenapa dibiarkan. Menurut saya ini pilih kasih, belum menjalankan tugasnya sesuai prosedurnya,” pungkasnya. (era)