Sumbawa Besar (Suara NTB) – Bupati Kabupaten Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, berkomitmen untuk memperjuangkan klaster pangan akuatik komoditas unggulan udang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Kami akan tetap berupaya long list PSN untuk udang tersebut bisa menjadi short list dan kami juga tetap akan melakukan kordinasi lebih lanjut untuk percepatan proyek tersebut, ” kata Haji Jarot kepada wartawan, Rabu, 6 Maret 2025.
Ia pun meyakinkan, salah satu upaya yang tengah dilakukan yakni melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Sehingga dalam rentan waktu yang tidak terlalu lama proyek hilirisasi udang tersebut bisa masuk menjadi PSN.
“Sebenarnya sekarang kan sudah kita mulai di 2025 karena ini merupakan program jangka panjang dan kami upayakan lima tahun kedepan sudah menjadi PSN,” tukasnya.
Haji Jarot pun menyebutkan, produksi udang Sumbawa menjadi yang tertinggi di Indonesia di tahun 2022-2023 dan memberikan kontribusi pada PDB Nasional dan neraca ekspor. Melihat potensi tersebut pemerintah mendorong agar udang ini bisa masuk menjadi PSN.
“Kerangka acuan kerja, desain, dan strategi pelaksanaan hilirisasi udang Sumbawa sebelumnya sudah kita paparkan secara gamblang dan akan kita follow up dengan kordinasi lebih lanjut,” jelasnya.
Dorongan untuk program hilirisasi dalam pengembangan pangan akuatik udang Sumbawa menjadi PSN berangkat dari sejumlah permasalahan. Pertama Sumbawa sebagai daerah penghasil udang tertinggi di Indonesia namun belum memberikan nilai tambah bagi perekonomian wilayah.
Kedua yakini capaian sebagai yang tertinggi tersebut dicapai tanpa intervensi Pemerintah, sedangkan daerah lain mendapatkan intervensi dari APBN. Selanjutnya yakni infrastruktur di Kabupaten Sumbawa belum menunjang peningkatan produktifitas dan efisiensi.
“Jadi untuk potensi pengembangan klaster pangan akuatik masih besar, dari 10.375 hektare potensi lahan, baru 3. 142 hektare yang berproduksi sementara produktifitas tambak tradisional masih rendah sehingga perlu ditingkatkan menjadi semi intensif, ” tukasnya. (ils)