Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal memberikan arahan terkait dengan perlunya melakukan intervensi anggaran melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk food security dan subsidi pangan berdasarkan data yang akurat, sehingga memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat. Kebijakan ini juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sesuai target.
“Dan berkoordinasi bersama BI NTB untuk memberikan briefing kepada Kepala OPD terkait makro ekonomi setiap tiga bulan sekali,” kata Gubernur dalam agenda High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB menyelenggarakan di Kantor Perwakilan BI NTB dalam rangka memperkuat sinergi pengendalian inflasi menyambut momentum HBKN juga mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, Jumat, 7 Maret 2025.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap memaparkan perkembangan inflasi di NTB pada bulan Februari 2025. Sejalan dengan Nasional, Provinsi NTB pada bulan Februari 2025 kembali mengalami deflasi sebesar -0,60% (mtm), menurun dibandingkan deflasi bulan sebelumnya (-0,55% mtm). Realisasi tersebut menyebabkan inflasi Provinsi NTB secara tahunan di angka -0,01% (yoy).
Disampaikan bahwa beberapa komoditas pangan utama cenderung mengalami peningkatan pada Ramadan, antara lain bawang merah, daging ayam, telur ayam, dan gula. Di sisi lain, inflasi komoditas beras cenderung menurun sejalan dengan berlangsungnya panen padi subroundI (satu). Selain itu, harga aneka cabai yang umumnya di awal tahun meningkat tinggi, tekanannya berangsur turun seiring curah hujan tinggi yang mulai berkurang di bulan Maret-April.
Beberapa rekomendasi yang diberikan BI NTB sebagai tindak lanjut untuk menjaga kestabilan harga pangan
|
sebagai upaya jangka pendek antara lain melanjutkan pelaksanaan OPM yang difokuskan di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa yang memiliki bobot inflasi terbesar, serta pasar-pasar utama perhitungan inflasi.
“Ditemukannya disparitas harga yang signifikan, yakni pada harga cabai rawit sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan harga komoditas per pasar kepada masyarakat antara lain dengan menggunakan media sosial dan radio,” katanya.
Tak lupa juga optimalisasi data neraca panganmelalui kolaborasi antara BI NTB dengan Dinas Ketahanan Pangan. Melalui data tersebut, Pemda diharapkan dapat mengoptimalkan KAD intrawilayah, guna menanggulangi wilayah yang mengalami defisit komoditas tertentu.
Adaun upaya jangka panjang, dilakukan melalui pengembangan padi varietas Gamagora 7 melalui Good Agriculture Practice, kerja sama BI NTB dengan Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Kemudian ppenguatan produksi cabai melalui program infratani yang dijalankan dengan mengintegrasikan Klaster Binaan, UMKM Binaan, dan Pondok Pesantren Binaan dengan metode smart farming dan pemanfaatan green house. Melalui integrasi infratani, terdapat efisiensi bahan baku budidaya cabai.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti juga menjelaskan tantangan infrastruktur transportasi untuk distribusi komoditas pangan yang perlu ditingkatkan guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok.
Terakhir, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhammad Taufik Hidayat turut memaparkan strategi ketahanan panganmelalui smart climate agriculture, drone, IoT, penggunaan pupuk organik serta digitalisasi sistem pangan dan edukasi kepada masyarakat tentang ketahanan pangan.(r)