Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Perdagangan bekerja sama dengan Korea Coffee Association untuk membuka sekolah pendidikan barista kopi di NTB Mall. Program ini merupakan bagian dari upaya mendukung ekonomi kreatif yang menjadi program unggulan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal.
Selain itu, kerja sama ini juga melibatkan pembinaan petani kopi di NTB. Asosiasi Kopi Korea Selatan telah mengelola lahan kopi ratusan hektare di Lombok Utara. Mereka bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memastikan proses penanaman dan panen kopi dilakukan secara optimal, termasuk seleksi biji kopi yang berkualitas tinggi.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, menjelaskan bahwa kebutuhan tenaga barista saat ini meningkat pesat seiring dengan menjamurnya gerai kopi di berbagai daerah. Namun, tidak sembarang orang bisa menjadi barista karena pekerjaan ini memerlukan keterampilan khusus.
Awalnya, kerja sama antara NTB dan Korea Selatan hanya terbatas pada penjualan kopi biji (green bean) ke negeri ginseng tersebut. Namun, dengan adanya arah kebijakan pemerintah daerah yang mendorong ekonomi kreatif hingga ke tingkat internasional, peluang ini kemudian dikembangkan lebih jauh dengan mendirikan sekolah barista di NTB Mall komplek Islamic Center.
“Kami melihat ini sebagai kesempatan emas. Selain menjual kopi ke Korea Selatan, kami juga membuka peluang pendidikan bagi anak-anak muda NTB untuk menjadi barista profesional,” ujar Baiq Nelly.
Sekolah barista ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelatihan, tetapi juga mengusung konsep kafe yang memperkenalkan berbagai jenis kopi khas NTB. Uniknya, peserta pelatihan tidak hanya berasal dari NTB, tetapi juga dari Korea Selatan. Generasi muda Korea akan dikirim untuk belajar langsung di NTB sebagai bagian dari proses pembelajaran mereka sebelum menjadi barista profesional.
“Menjadi barista bukan hanya soal meracik kopi, tetapi juga memahami seluruh proses dari hulu ke hilir, mulai dari penanaman, pemetikan, hingga pasca panen,” jelas Baiq Nelly.
Sekolah barista ini direncanakan akan memberikan sertifikasi internasional kepada para lulusannya. Hal ini bertujuan agar para lulusan memiliki daya saing global dan dapat bekerja di berbagai negara.
Dinas Perdagangan NTB menargetkan sekolah ini dapat mulai beroperasi tahun ini. Saat ini, lokasi sekolah sudah dipersiapkan di lantai atas NTB Mall oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Namun, masih diperlukan beberapa perbaikan sebelum dapat digunakan secara optimal.
Pihak Korea Selatan sangat antusias terhadap proyek ini dan menunggu kesiapan dari pihak NTB. Saat ini, detail teknis seperti biaya pendidikan dan kapasitas peserta masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
“Kami ingin memastikan tempat ini siap sepenuhnya sebelum sekolah mulai beroperasi,” tambah Baiq Nelly.
Dengan adanya sekolah barista bertaraf internasional ini nantinya, diharapkan generasi muda NTB semakin siap bersaing di industri kopi global, sekaligus memperkuat posisi kopi NTB di pasar internasional.(bul)