Mataram (SuaraNTB) – Di tengah Kota Mataram, terdapat sudut pemukiman yang berbeda dari yang lain. Dahulu sering dijadikan tempat pembuangan sampah, kini diubah menjadi pemukiman bersih dan bernilai ekonomis.
Pemukiman ini dibangun oleh mereka warga binaan pemasyarakatan di NTB. Kampung Pemasyarakatan yang terletak di Jalan Majapahit, Kota Mataram ini sebagai simbol transformasi dan harapan.
Kampung ini merupakan hasil inovasi pembinaan yang digagas oleh Kantor Wilayah Pemasyarakatan (Kanwil PAS) NTB untuk membantu warga binaan kembali berbaur dengan masyarakat melalui kegiatan produktif dan pembinaan yang berkelanjutan.
Keberadaan Kampung Pemasyarakatan juga selaras dengan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Dalam poinnya menyebutkan tentang pemberdayaan warga binaan serta penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM.
Menyambut baik program itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nusa Tenggara Barat Agung Krisna mulai membangun citra baru untuk warga binaan.
Menurutnya, fungsi Kampung Pemasyarakatan bisa bermanfaat bila dimulai dari petugas pemasyarakatan, warga binaan hingga klien pemasyarakatan (mantan warga binaan) yang telah memulai lembaran baru yang lebih baik setelah mendapat pembinaan di Lapas/Bapas/LPKA/Rutan.
Ke depannya, Kampung Pemasyarakatan akan menampung 13 stan UMKM dan khusus mempekerjakan para mantan narapidana. Selain itu, membuka peluang bagi warga binaan aktif yang memenuhi syarat administratif dan substantif untuk bisa berkarya di luar penjara.
“Untuk warga binaan yang aktif ada tata cara mengeluarkannya (warga binaan), harus memenuhi syarat administratif dn substantif, dan mengikuti pelatihan dalam lapas dengan baik. Nilai risiko perbuatannya juga kecil, kalau masih zona merah tidak mungkin akan keluar sampai sini,” ungkap Agung Krisna.
“Ngabuburit Jeruji” oleh Warga Binaan
Bulan Suci Ramadan menjadi momen kebersamaan yang ingin dinikmati setiap orang. Tanpa terkecuali bagi warga binaan lapas maupun rutan di wilayah NTB.
Melalui acara Ngabuburit Jeruji, warga binaan diberikan ruang untuk menampilkan karyanya masing-masing. Termasuk dalam bermusik maupun keterampilan lainnya. Itu menjadi hasil dari mereka yang telah mengikuti pelatihan dalam lapas maupun rutan.
Berlokasi di Jalan Majapahit, Kota Mataram, penampilan para warga binaan bisa disaksikan oleh masyarakat NTB yang melintas. Dalam penampilannya, warga binaan menyajikan kesenian Hadroh, Tari hingga Band Modern.
Penampilan berkelanjutan selama bulan Ramadan ini menjadi cara menghilangkan stigma negatif yang selama ini membekas pada warga binaan pemasyarakatan maupun klien pemasyarakatan.
“Kami harap ini bisa jadi langkah yang baik, bahwa warga binaan yang sudah menyelesaikan hukumannya juga punya hak yang sama untuk bisa bekerja dan berkarya bersama masyarakat, seperti biasanya,” ucapnya.
Kesempatan ini juga turut dimanfaatkan mantan narapidana bernama Riri. Membangun usaha kuliner bersama mantan narapidana, memberikan kesempatan baru untuk tetap produktif.
Melalui organisasi PAS Kreatif di bawah naungan Bapas Kelas I Mataram, ia bersama sesama mantan narapidana mengembangkan beragam usaha, mulai dari kuliner, produk seni dan lainnya. Selama satu tahun berjalan, jajanan tersebut sudah mulai dipasarkan di sekitar Mayura dan Cakranegara.
Pernah terlibat dalam kasus penggelapan, membuatnya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. “Kami berharap bisa diterima kerja lagi dan supaya kami tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Kalau ada pekerjaan juga ada penghasilan lagi kan,” ucapnya.
Hal senada juga dirasakan oleh Roby Amruloh, seorang narapidana aktif yang terlibat kasus jaminan fidusia. Ia mengaku, memiliki keterampilan baru selama pelatihan dalam lapas. Mulai dari perbengkelan, cukli, instalasi listrik hingga tukang bangunan.
Ia merasak lega diberikan kesempatan membangun Kampung Pemasyarakatan. “Kami dikasih kesempatan berkarya agar setelah keluar dari penjara kami tetap bisa produktif lagi dalam pekerjaan,” ujarnya.
Pihaknya berharap melalui acara Ngabuburit Jeruji ini bisa menjadi bekal bagi warga binaan mendapatkan lapangan pekerjaan baru. Selain bisa memperoleh sumber ekonomi yang halal, juga mengubah citra mantan narapidana di mata masyarakat.
“Kami juga ingin tidak dipandang sebelah mata dan memanusiakan manusia meskipun kami ini mantan warga binaan,” ucapnya. (nia)