Mataram (Suara NTB) – Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Wilgo Zainar, menegaskan komitmen HKTI dalam mendukung program strategis Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.
Wilgo menyatakan bahwa HKTI berupaya memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi petani, mulai dari hulu hingga hilir. Upaya ini mencakup pendampingan teknis, akses terhadap bibit unggul, ketersediaan pupuk, dukungan modal kerja, hingga pemasaran hasil pertanian.
“HKTI melibatkan para pakar untuk membantu petani. Kami telah bekerja sama dengan Pupuk Indonesia guna memastikan ketersediaan pupuk, serta menjalin kemitraan dengan Bulog untuk mendukung penyerapan hasil panen. Selain itu, HKTI juga berkolaborasi dengan Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dalam penyediaan benih unggul,” ujar Wilgo.
Wilgo juga menyoroti kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga komoditas pertanian. Menurutnya, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan harga standar minimal pembelian gabah dan beras, serta mengawasi rantai distribusi padi untuk melindungi petani dari permainan harga oleh tengkulak.
“Pemerintah bahkan melibatkan aparat kepolisian dalam pengawasan ini agar nilai tukar petani tidak anjlok saat musim panen,” tambahnya.
Selain itu, HKTI juga mendorong kerja sama dengan bank-bank milik negara untuk mempermudah akses petani terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Dukungan pembiayaan ini sangat penting agar petani dapat mengembangkan usaha mereka dengan lebih baik,” kata Wilgo.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan hasil panen, HKTI NTB telah melakukan uji coba varietas unggul di lahan terbatas. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini mampu meningkatkan produksi hingga 30-40 persen dibandingkan cara konvensional.
Selain itu, HKTI juga mendorong hilirisasi pertanian untuk mengurangi ketergantungan pada pasar bahan mentah. Salah satu inisiatif yang dikembangkan adalah industri pengolahan cabai, yang bertujuan untuk mengurangi fluktuasi harga akibat kelebihan pasokan saat panen.
Dalam rangka memperkuat program pertanian di NTB, HKTI telah menjalin komunikasi dengan Gubernur NTB, Lalu Iqbal, serta Wakil Gubernur Dinda, yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina HKTI NTB.
“Kami berupaya menyelaraskan program pemerintah daerah dengan HKTI agar dampaknya lebih luas dan efektif,” jelas Wilgo.
HKTI juga secara aktif melakukan sosialisasi teknologi pertanian terbaru dan menyerap aspirasi petani melalui forum interaktif. Dengan dukungan pakar dari Universitas Mataram serta sektor swasta, HKTI berkomitmen untuk terus mendampingi petani dalam menghadapi tantangan pertanian modern.
Swasembada pangan telah menjadi prioritas nasional yang dicanangkan pemerintah. Program ini mencakup peningkatan produksi pangan melalui ekspansi lahan pertanian di wilayah baru seperti Papua dan Kalimantan, serta pemanfaatan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas.
HKTI NTB mendukung penuh kebijakan ini dengan mendorong inovasi pertanian di tingkat daerah agar ketahanan pangan dapat terwujud secara berkelanjutan.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, HKTI NTB berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memastikan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan. (bul)