spot_img
Jumat, Desember 26, 2025
spot_img
BerandaBREAKING NEWSMosaic BMKG: Perkuat Sinergi dan Mitigasi Cuaca Ekstrem di NTB

Mosaic BMKG: Perkuat Sinergi dan Mitigasi Cuaca Ekstrem di NTB

Mataram (suarantb.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berupaya memperkuat literasi cuaca untuk masyarakat. Serta, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi fenomena iklim yang semakin dinamis.

Hal tersebut dilakukan salah satunya melalui kegiatan Mosaic: Masyarakat Indonesia Siaga dan Adaptif Informasi Cuaca dengan tema “Bersatu dalam Informasi, Tangguh dalam Aksi” di Hotel Santika Mataram, Rabu (19/11/2025).

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi mengatakan, kegiatan Mosaic merupakan bagian dari mandat BMKG untuk menyediakan informasi dan peringatan dini yang dapat diakses masyarakat secara luas. Menurutnya, terdapat tiga tujuan utama yang ingin dicapai.

“Pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cuaca dan iklim. Kedua, memberikan edukasi mengenai cara mengantisipasi dampak cuaca. Ketiga, memperkuat sinergi BMKG dengan para pemangku kepentingan,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya siaga dan adaptif di tengah masyarakat.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Dr. Andri Ramdhani yang membuka kegiatan mengatakan perubahan iklim dan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem kini menjadi tantangan nyata bagi pembangunan, ketahanan lingkungan, dan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Dalam beberapa tahun terakhir, NTB menghadapi berbagai bencana seperti angin kencang, banjir, dan anomali cuaca lainnya. Karena itu, mitigasi cuaca ekstrem harus diperkuat,” kata Andri.

Ia menegaskan informasi peringatan dini BMKG perlu mudah diakses dan dipahami oleh para pengambil keputusan di lapangan.

BMKG saat ini tengah mengembangkan impact-based forecast atau prakiraan berbasis dampak. Tujuannya adalah tidak hanya menyampaikan informasi cuaca, tetapi juga memprediksi potensi dampak yang ditimbulkan. Seperti petir, puting beliung, banjir, atau longsor, serta memberikan rekomendasi tindakan yang harus diambil.

Pendekatan ini memungkinkan berbagai pihak mengambil tindakan lebih cepat sehingga risiko bencana dapat ditekan.

“BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dengan pemerintah daerah, stakeholder terkait, hingga komunitas masyarakat menjadi elemen penting dalam memperkuat rantai mitigasi cuaca,” ujarnya.

Ia menilai kegiatan Mosaic dapat memperkuat koordinasi serta memperluas pemahaman publik mengenai dinamika cuaca ekstrem di NTB.

Data BMKG Tidak Hanya Penting untuk Kebencanaan

Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. Ahmadi menambahkan, Provinsi NTB memiliki 13 jenis ancaman bencana. Mulai dari banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga tsunami dan bencana sosial.

“Seluruh jenis bencana itu selalu diawali oleh data dan informasi yang dikeluarkan BMKG. Data BMKG tidak hanya penting untuk kebencanaan, tetapi juga sektor lain, termasuk transportasi yang sangat rentan terhadap perubahan cuaca,” kata Ahmadi.

Ia menyebut sepanjang Januari hingga 31 Oktober 2025, terdapat 154 kejadian bencana di NTB, dengan banjir menjadi yang paling dominan. Menurutnya, peringatan dini cuaca dari BMKG memberi dampak positif dalam menekan risiko dan mempercepat respons kebencanaan di daerah.

Melalui kegiatan Mosaic, BMKG dan berbagai pihak berharap tercipta kolaborasi lebih kuat. Pihak BMKG juga berharap masyarakat semakin siap dan adaptif dalam menghadapi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi. (r)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO