spot_img
Jumat, Desember 6, 2024
spot_img
BerandaNTBLoteng Jadi Daerah Penyebaran DBD Tertinggi di NTB

Loteng Jadi Daerah Penyebaran DBD Tertinggi di NTB

Mataram (Suara NTB) – Memasuki musim penghujan di awal tahun 2024 ini, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi NTB mencapai 358 kasus. Jika dibandingkan dengan awal tahun sebelumnya, kasus DBD mengalami penurunan, diketahui bahwa di awal tahun 2023 penderita DBD mencapai 1.058 kasus.

Meski demikian, Kepala Dikes Provinsi NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengatakan bahwa perlu adanya kewaspadaan terkait adanya peningkatan kasus DBD, mengingat bahwa curah hujan yang juga meningkat di berbagai wilayah di NTB.

Lebih lanjut, Fikri juga mengatakan bahwa setiap awal tahun, kasus DBD di NTB akan meningkat karena mengikuti pergantian musim, dan akan turun kembali di pertengahan tahun atau setelah musim hujan selesai.

“Karena pancaroba ya sebenarnya, karena trennya naik turun. DBD kan istilahnya penyakit tahunan yang berulang. Ini pengaruhnya juga cuaca yang musim penghujan, musim pancaroba,” jelas Hamzi Fikri, kemarin.

Dari 358 kasus DBD di NTB, daerah dengan kasus DBD terbanyak adalah Lombok Tengah, dengan jumlah penderita DBD sebanyak 122 kasus, di posisi kedua ada Kabupaten Sumbawa Barat dengan 53 kasus, 42 kasus di Mataram, 40 kasus di Lombok Barat, 35 kasus di Lombok Utara, 21 kasus di Kabupaten Sumbawa, 21 Kasus di Lombok Timur, 12 kasus di Bima, 10 kasus di Kota Bima, dan 2 kasus di Dompu.

Menyikapi jumlah kasus DBD per awal tahun ini, Fikri meminta masyarakat untuk selalu menerapkan 3M, dan memperhatikan lingkungan sekitar, jangan sampai ada genangan air yang berpotensi menumbuhkan jentik yang akan menjadi nyamuk demam berdarah.

Ia juga menambahkan bahwa sebagai upaya pencegahan merabaknya DBD ini pemerintah akan berkoordinasi langsung dengan Puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Makanya ketika musim pancaroba seperti ini, minimal kita bersihkan lingkungan, karena kan nyamuk DBD itu berada di lingkungan yang tidak bersih, di tempat minum burung, kamar mandi yang tidak di kuras, kemudian kalau ada kaleng yang bekas hujan itu menggenang akhirnya di situ adanya jentik,” katanya. (era)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO