TPID NTB Ingatkan Masyarakat Tidak Berbelanja Berlebihan
TIM Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB mengingatkan masyarakat tidak panik dengan kebutuhan pokok di bulan Ramadhan ini. TPID menjamin kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga dan aman di bulan Ramadhan. Meski demikian, adanya kenaikan pada beberapa pokok dinilai sebagai suatu hal yang wajar, karena banyaknya permintaan.
‘’Terkait harga cabai dan kebutuhan pokok lainnya tergantung produksi akibat cuaca. Tapi prinsipnya kita tetap tersedia dan cukup. Cuma memang istilahnya hukum ekonomi berlaku. Ketika demand meningkat, ya pasti ada gejala kenaikan harga. Kenaikan itu yang wajar, tetapi dalam batas batas harga yang masih bisa ditoleransi,’’ ujar anggota TPID Provinsi NTB Drs. H. Wirajaya Kusuma, M.H., menjawab Suara NTB di Kantor Gubernur NTB, Rabu (13/3).
Meski demikian, ujarnya, masyarakat juga harus bijak terhadap kondisi yang ada sekarang ini. Dalam arti, masyarakat dalam berbelanja tidak berlebihan, sementara kondisi stok di pasaran, seperti beras dan barang kebutuhan pokok lainnya tetap terkendali.
‘’Masyarakat harus bijak dalam berbelanja, walaupun dalam bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan bulan pengendalian, maka pola konsumsi juga diatur. tidak terlalu berlebihan dalam berbelanja secukupnya dan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan tujuan puasa itu, pengendalian diri. Tidak hanya menahan diri dari yang membatalkan puasa, termasuk menahan diri dalam pengendalian ingin berbelanja yang berlebihan,’’ terang mantan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi NTB ini.
Selain itu, tegasnya, TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota maupun pusat bersinergi untuk menjamin stok yang paling utama, baik beras dan komoditas lainnya, sehingga masyarakat dapat membeli harga bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Hal ini bertujuan menciptakan supaya masyarakat, terutama umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa dengan nyaman dan aman. Selain itu dapat memenuhi kebutuhan bahan kebutuhan pokok sehari hari secara tanpa harus merasakan kekurangan stok di pasaran.
‘’Mengenai stok, berdasarkan hasil informasi dari kita rapat koordinasi stok beras semua provinsi aman termasuk di NTB, terutama beras. Selain itu beras di retail modern melalui beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) tetap tersedia. Begitu juga jika ada kekurangan beras di retail modern, manajemen bisa berkoordinasi dengan Bulog untuk pengisiannya. ‘’Prinsipnya stok beras aman. Kenaikan harga adalah kejadian yang berulang, saya pikir juga masyarakat tidak perlu panic,’’ ujarnya mengingatkan.
Sementara mengenai harga kebutuhan pokok lain seperti cabai, gula, minyak goreng, pemerintah bersama pengusaha atau distributor berusaha memenuhinya dan tidak langka di pasaran. Menurutnya, adanya kelangkaan atau mahalnya harga kebutuhan pokok disebabkan masalah cuaca. Namun, dari hasil kunjungan lapangan, masalah harga kebutuhan pokok sudah mulai turun. (ham)