KETUA Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi NTB Mori Hanafi menyebut, jumlah perkiraan sementara pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2028 di Provinsi NTB sebesar Rp6,1 triliun. Dana ini untuk membangun venue atau lokasi pertandingan cabang olahraga (cabor) dan pelaksanaan dari berbagai cabor yang dipertandingkan di PON.
‘’Total pembiayaan dalam master plan pelaksanaan PON di NTB membutuhkan dana sekitar Rp6,1 triliun. Dana ini untuk pembangunan stadion hingga pelaksanaan PON di NTB. Sementara kalau di NTT, katanya bisa mencapai 6,6 triliun. Dana ini berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sponsor dan pihak ketiga,’’ ujarnya saat dikonfirmasi di Kantor Gubernur NTB, Rabu (13/3).
Meski demikian, ujar mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini, pihaknya menginginkan dalam proses pembangunan venue ini agar pemerintah pusat bisa membantu. Politisi Partai Nasdem ini menyebut, 1 pembangun Gelanggang Olah Raga (BOR) basket membutuhkan dana Rp120 miliar.
Sementara revitalisasi GOR 17 Desember bisa butuh dana Rp200-300 miliar. Nantinya, GOR 17 Desember akan dibangun untuk atletik dan sepak bola. Diakuinya, beberapa waktu lalu ada opsi pembangunan GOR di Lombok Barat (Lobar).
‘’Bisa saja di Lobar dibangun GOR, tapi khusus sepakbola, sementara di GOR Turida kita mau untuk pelaksanaan PON direvitalisasi, tapi khusus untuk stadion atletik. Kalau di Papua dipisah lapangan atletik dan sepakbolanya. Kita juga mau begitu,’’ terangnya.
Selain itu, ungkapnya, dana Rp6,1 triliun dipergunakan untuk pembiayaan hotel, pengamanan, katering, transportasi, biaya pembukaan dan penutupan. ‘’Makanya NTB melihat fiskal yang tidak terlalu tinggi, tidak bisa sekaligus, kita harus nyicil. Makanya kita berharap partisipasi dari swasta juga gede. Kalau di Papua, ada Freeport di NTB diharapkan perusahaan tambang yang ada di daerah ini,’’ tambahnya.
Dalam hal ini, NTB tidak perlu membangun mes atlet, karena jumlah kamar hotel lebih dari cukup, karena sampai sekarang ini saja kapasitas hotel sudah bisa menampung 12 ribu orang, belum termasuk homestay.
‘’Artinya kalau 4 tahun lagi kita bisa di atas 16.000 kamar hotel. Kalau itu yang terjadi, NTB tidak perlu bikin mes atlet. Kalau masih kurang, kita bisa modifikasi, 1 kamar 3 orang,’’ selorohnya.
Sekarang ini, tambahnya, pihaknya sedang mempersiapkan atlet melalui pemusatan latihan. Pihaknya sekarang ini juga sedang mempersiapkan pemusatan latihan atlet tahap kedua. Meski demikian, pihaknya akan melapor ke Pemprov NTB, karena dana yang dibutuhkan dalam melakukan pemusatan latihan cukup besar. (ham)