Mataram (Suara NTB) – Sebagian besar nelayan di Ampenan tidak melaut akibat cuaca ekstrem pekan kemarin. Nelayan terpaksa harus meminjam uang ke pelele atau rentenir untuk menutup biaya hidup dan operasional melaut. Pemerintah mendorong skema pinjaman ke bank pemerintah agar terhindar dari rentenir.
Kepala Dinas Perikanan Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah menjelaskan, Pemerintah Kota Mataram sebenarnya telah menyiapkan skenario bagi nelayan yang terdampak akibat cuaca buruk dengan memberikan bantuan. Pemberian bantuan menjadi kewenangan Dinas Sosial Kota Mataram. Sementara, pihaknya hanya membantu mendata nelayan terdampak. “Pelaksanaannya kapan belum diketahui karena Disos yang akan mengeksekusi,” kata Irwan ditemui pekan kemarin.
Diakui, nelayan Ampenan terjebak dengan utang di rentenir. Sistemnya dengan meminjamkan uang operasional dan hasil tangkapan harus diserahkan ke mereka. Sistem ini dikhawatirkan akan merugikan nelayan. Karena itu, pihaknya mengarahkan nelayan untuk membentuk kelompok. Kelompok nelayan bisa mengajukan pinjaman ke bank pemerintah tanpa agunan.
Namun demikian, tidak semua nelayan mau meminjam uang ke bank dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah persyaratan administrasi yang ribet dan lain sebagainya. Padahal, bank pemerintah memiliki rate pinjaman tanpa agunan. “Ada batasan pinjaman tanpa jaminan. Yang penting ada surat rekomendasi dari kelurahan,” jelasnya.
Jika nelayan terjerat utang di rentenir justru akan semakin menyulitkan nelayan. Secara administrasi diakui, tidak dipersulit dari sisi persyaratan. Tetapi bunga pinjaman lebih besar daripada ditawarkan bank pemerintah. Pihaknya akan mensosialisasikan sekaligus mengajak nelayan agar sama-sama menghindari pinjaman ke rentenir. (cem)