KETUA Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Mataram, Hj. Baiq Mirdiati menyuarakan aspirasi masyarakat di Lingkungan Bumi Pagutan Permai Kelurahan Pagutan Barat, Kecamatan Mataram terkait keberadaan TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang dinilai sangat mengganggu. Tidak hanya mengganggu estetika, keberadaan TPS yang tepat berada di jalan utama itu, dianggap sebagai biang masalah kesehatan masyarakat.
Terlebih saat ini kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota Mataram menunjukkan tren peningkatan yang cukup mengkhawatirkan. ‘’Jadi yang diinginkan oleh masyarakat bagaimana supaya TPS itu tidak di sana. masyarakat maunya supaya TPS itu dipindahkan,’’ ungkap Mirdiati kepada Suara NTB melalui pesan WhatsApp, Rabu 24 april 2024
Anggota dewan dua periode ini sebetulnya sudah menyuarakan masalah TPS sejak tahun 2019 lalu. Sayangnya, apa yang menjadi aspirasi masyarakat belum didengar oleh Pemkot Mataram. ‘’Masalah ini sudah saya angkat tahun 2019 lalu, waktu Sekdanya Pak Makmur. Alasannya belum ada tempat untuk penggantian lokasi,’’ ucapnya.
Kalau pemerintah tidak juga merespon aspirasi masyarakat, Mirdiati bersedia menggunakan dana Pokir (pokok pikiran) miliknya untuk melakukan pembebasan lahan pengganti untuk TPS tersebut. ‘’Kalau ada dan bisa, gak apa-apa pakai aspirasi untuk pembelian tanah. Mungkin ada tanah kosong yang cocok untuk TPS. Agak ke dalam, bukan di pinggir jalan,’’ ujarnya.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram ini, kalau TPS masih di lokasi yang sama, tentu sangat tidak layak. Karena setiap hari sampah yang belum terangkut ke TPA, sampai berserakan ke jalan raya. ‘’Ini yang membuat warga tak henti-hentinya terkena DBD,’’ sesalnya. Mirdiati menyebutkan, bahwa sedikitnya 24 warga di Lingkungan Bumi Pagutan Permai terserang DBD. Oleh karena itu, warga mendesak supaya TPS itu segera direlokasi.
Keberdaan TPS itu dinilai menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus DBD di Lingkungan Bumi Pagutan Permai. Mirdiati menyinggung penobatan Kota Mataram sebagai salah satu kota paling layak huni. ‘’Bagaimana bisa jadi kota layak huni, sampah berantakan. Banyak korban DBD,’’ pungkasnya. Dia berharap, ada perhatian serius dari pemerintah terhadap persoalan TPS tersebut supaya Mataram benar-benar tepat menyandang predikat kota paling layak huni. (fit)