PEMERINTAH Kota Mataram kembali menata eks Pelabuhan Ampenan. Konsep penataan telah dipaparkan kepada pedagang dan masyarakat setempat. Pengelolaan destinasi wisata ini akan diperkuat dengan peran dari kelompok sadar wisata.
Camat Ampenan, Muzakir Wallad menjelaskan, penataan eks Pelabuhan Ampenan sepenuhnya menjadi ranah dari Dinas Pariwisata Kota Mataram. Pihaknya mengintervensi secara kewilayahan karena menjadi permasalahan sejak lama adalah pengelolaan parkir serta penataan lapak pedagang.
Khusus pengelolaan parkir telah dikumpulkan seluruh petugas parkir di kawasan Pantai Ampenan, agar mendaftarkan diri ke Dinas Perhubungan Kota Mataram. Konsekuensinya jika tidak terdaftar atau tidak resmi menjadi tanggungjawab pribadi. “Jadi, kami tidak akan bertanggungjawab jika ada penertiban atau razia dari petugas,” terang Muzakir.
Sementara, lapak pedagang juga akan diatur kembali tidak dengan membuat sektor atau jenis kuliner yang dijual untuk setiap 10 pedagang. Pihaknya juga akan menunjuk petugas untuk mengarahkan pengunjung apabila membutuhkan makanan atau kuliner yang diinginkan.
Mantan Lurah Banjar ini menegaskan, peran kelompok sadar wisata (Pokdarwis) akan diperkuat sehingga mereka bertanggungjawab mengelola, mengatur, serta menjaga keamanan dan kebersihan di destinasi wisata tersebut. “Nanti ditunjuk petugas karena banyak pengaman yang sering mengganggu pengunjung,” terangnya.
Penataan eks Pelabuhan Ampenan diharapkan menjadi salah satu tujuan destinasi wisata pilihan di Kota Mataram. Karakter kota pusaka atau kota lama hanya berada di Ampenan. Konsep ini menjadi pembicaraan wisatawan dari luar daerah yang menginginkan tujuan wisata heritage, sehingga dengan revitalisasi membuka ruang bagi masyarakat setempat mencari nafkah.
Kedua, wisatawan memiliki tujuan pasti usai berlibur dari gili atau sembalun untuk berkunjung ke kota lama Ampenan. Hal ini akan memberikan dampak secara langsung bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekita kawasan destinasi wisata. (cem)