Mataram (Suara NTB)- Provinsi NTB resmi menjadi anggota The Infrastructure Transparency Initiative (CoST). Launching dilakukan Selasa 24 april 2024 oleh Pj. Sekda NTB, Ibnu Salim, SH.M.Si. Didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, H. Lalu. Moh, Faozal, perwakilan dari Sekretariat CoST, Mr. Hamish Goldie Scot. Dan dihadiri seluruh stakeholder perhubungan dan yang terkait.
Launching dirangkai dengan pelatihan terkait fitur CoST, manfaat, tantangan, dan tanggungjawab, demonstrasi portal INTRAS, deskripsi ITI, dan penggunaan praktis alat diagnostic ACTS.
Ketua Forum LLAJ Provinsi NTB yang juga Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, H.Lalu Moh. Faozal, S.Sos.M.Si dalam laporannya menyampaikan, NTB saat ini menjadi provinsi pertama di Indonesia yang bergabung dengan CoST.
Menurutnya, saat ini angka kecelakaan lalu lintas masih tinggi. Di sejumlah titik fasilitas dan infrastruktur jalan misalnya, masih banyak masalah. Karena itulah, kerja sama antara Balai Jalan Nasional, Dinas PUPR bekerja sama dengan CoST untuk membangun infrastruktur yang ramah dengan memperhatikan sisi – sisi keselamatan pengguna.
“Perhubungan tidak pada konteks membangun fasilitas jalan raya misalnya, ada Balai Jalan, ada PUPR dari provinsi dan kabupaten. Nah untuk pemanfaatan fasilitas itu, harus memperhatikan utilitas keselamatannya. Ini CoST juga yang akan membantu mengerjakan sehingga seluruh aspek terpenuhi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Lalu Faozal menegaskan, selama ini persoalan persoalan kecelakaan di jalan raya bukan karena dilakukan pembangunan infrastruktur secara tidak transparan dan tidak berkualitas. Tetapi, seringkali perencanaan di infrastruktur jalan tidak disesuaikan dengan kebutuhan.
“Misalnya bangun jalan, padahal jalan itu harusnya dilengkapi dengan penunjang keselamatannya. Tiba – tiba tikungannya melebihi. Karena itu, output kerjasama dengan CoST ini nantinya, pembangunan infrastruktur perhubungan, sekaligus disitu dibangun fasilitas keselamatan,” jelas Faozal.
Sementara itu, Lalu Sahabudin, Strategi Advisor CoST di Indonesia bersama perwakilan dari sekretariat CoST, Mr. Hamish Goldie Scot disampaikan, CoST adalah salah satu inisiatif global terkemuka yang meningkatkan transparansi dan akuntabilitas infrastruktur publik. CoST bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk mendorong pengungkapan, validasi, dan interpretasi data dari proyek infrastruktur.
Hal ini membantu memberikan informasi dan memberdayakan masyarakat serta memungkinkan mereka meminta pertanggungjawaban para pengambil keputusan.
CoST bekerja secara global dengan anggota yang tersebar di empat benua. Selain bekerja dengan anggota CoST di tingkat nasional dan daerah, CoST bekerja secara internasional dengan berbagai mitra untuk berbagi dan mempromosikan pengalaman dan pengetahuan mengenai transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam pembangunan.
Pendekatan CoST difokuskan pada empat fitur inti. Diantaranya, usaha multistakeholder, keterbukaan data, assurance dan akuntabilitas sosial. CoST membantu para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu memastikan investasi infrastruktur berjalan dengan baik.
Untuk menjadi anggota CoST, daerah yang mengajukan diri menjadi anggota. Menjadi anggota CoST menurutnya harus dibangun komitmen terkait infsrtuktur, penguatan akuntbilitas publik, keterbukaan terkait data-data infrastruktur. Keberadaan CoST ini , untuk mendampingi mitra dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang transparan dan berkualitas.
“Nantinya, semua paket infrstruktur misalnya untuk pembangunan sarana dan prasarana lalu lintas jalan harus disampaikan ke publik. Seluruh data yang secara legal dari negara yang boleh diberikan kepada masyarakat, harus disampaikan kepada public. Dengan CoST ini sehingga diwujudkan pembangunan yang berkualitas dan transparan,” ujarnya.
Saat ini CoST ada di 19 negara, keanggotaan NTB masuk sebagai yang ke 20 di dunia mewakili Indonesia. Setelah bergabungnya NTB, CoST menurutnya akan mendukung penguatan multistakeholder terkait lalu lintas angkutan jalan.
Sementara itu, Pj. Sekda NTB, Ibnu Salim menyampaikan, hadirnya CoST ini di Indonesia untuk membantu pengembangan perencanaan infrastruktur di daerah.
“Kita sedang merencanakan pengembangan infrrastruktur di daerah yang lebih baik lagi, terutama infrstruktur berkelanjutan yang ada di dalam RPJM nasional. Kita di NTB ini sangat butuh pendampingan-pendampingan itu,” ujarnya.
Sehingga kerjasama CoST yang diimplementasikan dalam bentuk kajian-kajian bersama untuk pengembangan infrasruktur akan terus diberikan. Dan kita berterimakasih dan komitmen untuk dukungan. Apa yang menjadi arahan – arahan (CoST) akan kita laksanakan,” demikian Ibnu Salim.(bul/*)