Erni Sriyanti (37) menetapkan langkahnya menuju Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Satu Atap Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, dengan penuh semangat. Sebagai guru honorer selama 16 tahun, Erni menjalani perjalanan yang penuh lika-liku untuk mencapai tempat mengajarnya.
BERANGKAT dari Dermaga Telong-Elong pukul 07.15 Wita setiap pagi, Erni bersama rekan-rekannya menyeberangi laut dengan perahu khusus menuju Dermaga Apung Pulau Maringkik. Meski sering dihadapkan pada cuaca ekstrem, semangatnya dalam mengajar tidak pernah surut.
“Setiap hari seperti ini, sudah 16 tahun lima bulan sejak saya mulai mengajar tahun 2008,” tuturnya.
Kisah perjuangan Erni sebagai guru honorer di pulau terluar ini tidaklah mudah. Awalnya, upah yang diterimanya hanya Rp 100 ribu per tiga bulan, namun berkat kesabaran dan keteguhannya, honornya meningkat setelah mendapat SK Bupati pada tahun 2019.
Erni, sebagai seorang single parent, tidak hanya berjuang untuk mencukupi kebutuhan kedua putrinya setelah berpisah dengan suaminya pada tahun 2016, tetapi juga untuk memperjuangkan kesejahteraan para guru honorer, termasuk dirinya sendiri.
“Dari jualan kue di sekolah hingga kerja serabutan, saya harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya sambil tetap bersyukur atas segala rezeki yang diberikan.
Meski telah beberapa kali mencoba mengikuti tes PPPK, namun tidak lulus, Erni tetap berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan para guru honorer, terutama yang berada di daerah terluar seperti dirinya.
“Saya masih menunggu perpanjangan SK Bupati, semoga bisa cepat keluar dan ke depannya, kesejahteraan para guru honorer di pulau terluar bisa lebih diperhatikan,” harapnya. (rus)