Selong (Suara NTB) –Badan Urusan Logistik (Bulog) melengkapi NTB sebagai lumbung pangan nasional dengan mesin-mesin penggilingan hingga pengolahan beras termodern, salah satunya, Rice To Rice (RTR) atau Sentra Pengolahan Beras di Sikur, Kabupaten Lombok Timur. RTR beroperasi sudah tiga tahun terakhir.
Teknologi ini mampu mampu mengolah beras berkualitas biasa menjadi premium dalam kemasan. Manager Operasional RTR I Made Indramawan mengatakan bahwa RTR Sikur didukung dengan mesin-mesin berteknologi tinggi. Mampu menghasilkan beras premium 6 ton perjam atau sekitar 30 hingga 35 ton perhari.
RTR ini mampu meminimalisir kotoran seperti batu dan sejenisnya. Beras yang di olah melewati beberapa bagian perangkat yang memisahkan beras dengan brokennya. “Bahkan kita bisa memproduksi beras sesuai dengan kualitas sesuai pesanan,” jelas Made Indramawan di Sikur, Selasa 7 Mei 2024.
Beras premium yang dihasilkan oleh RTR Sikur, lanjut dia, sebagian besarnya dipasarkan di wilayah Lombok Timur. Seperti untuk kebutuhan supermarket, retail modern dan sejenisnya. Dalam dua minggu, satu retail modern bisa menjual 20 hingga 40 ton beras yang di produksi RTR.
Dua jenis beras premium yang diproduksi yakni merek Setra Ramos dan Candi Mulyo dengan berat masing-masing 5 kg/karung. Selain beras premium bermerek, sentra pengolahan beras ini juga menjual beras premium dalam karungan 10 Kg maupun 25 Kg, sesuai pesanan konsumen.
“Mesin di sini hanya menghasilkan beras premium. Berasnya semua dari petani lokal, digiling di mitra Bulog, selanjutnya kami olah menjadi premium di sini,” jelasnya.
Made Indramawan menambahkan, mesin RTR ini juga menerima jasa olah dari mitra Bulog dari beras biasa menjadi beras premium. Manajemen hanya mengenakan tarif olah sebesar Rp290/Kg. “Ada banyak mitra bawa berasnya ke sini, kita olah menjadi premium kemudian dipasarkan,” tandasnya. Sebagai informasi tambahan, RTR adalah teknologi pengolahan beras yang mengubah beras pecah kulit (BPK) atau beras asalan menjadi beras berkualitas medium atau premium.
Teknologi ini bertujuan untuk menghasilkan beras dengan mutu yang lebih baik. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), beras premium memiliki derajat sosoh 100%, jumlah beras kepala minimum 95%, dan kadar air maksimum 14%. Sementara beras medium memiliki derajat sosoh minimum 80-95%, beras kepala minimum 60-78%, butir patah maksimum 20-35%, benda asing maksimum 0,02-0,2%, dan kadar air maksimum 14-15%. (bul)