spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARABelum Penuhi Target, Stunting, 2024 Tersisa 1,98 Persen

Belum Penuhi Target, Stunting, 2024 Tersisa 1,98 Persen

Tanjung (Suara NTB) – Beban target penurunan stunting di Kabupaten Lombok Utara (KLU), belum memenuhi target nasional sebesar 14 persen. Dari capaian hingga Februari 2024 sebebsar 15,98 persen, maka masih ada sisa beban target yang harus dituntaskan sebesar 1,98 persen.


Hal itu dikemukakan Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) sekaligus Wabup KLU, Danny Karter Febrianto Ridawan, ST., M.Eng., saat rembug penurunan stunting di aula Kantor Bupati, Senin 20 mei 2024


Ia mengutarakan, belum terpenuhinya beban target penurunan stunting harus menjadi atensi bersama lintas OPD maupun masyarakat. Peran aktif masyarakat melalui keberadaan Kader Posyandu, sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh PKK, bidan maupun TPPS Kabupaten. Pasalnya, angka stunting menunjukkan tren menurun yang signifikan dibanding daerah lain di NTB.


“Penurunan stunting sesuai target Nasional di angka 14 persen, sedangkan capaian Lombok Utara sebesar 15,98 persen, masih ada gap 1,98 sampai 2 persen,” sebut Wabup.
Kendati belum memenuhi target, Danny meminta sisa waktu di tahun 2024 agar dioptimalkan untuk menurunkan stunting. Komitmen semua stakeholder dibutuhkan untuk memaksimalkan jalannya program intervensi kasus, sekaligus mencegah potensi munculnya kasus di masa depan.


Menurut Wabup, Pemda harus bisa memastikan generasi Kabupaten Lombok Utara terlahir menjadi generasi yang berdaya saing. Oleh karenanya, calon generasi harus mendapat asupan gizi yang cukup mulai dari dalam kandungan hingga balita.
“Semoga di tahun 2045 Indonesia Emas, kita bisa menghasilkan generasi yang tangguh, berdaya saing dan lebih mandiri yang bisa kita banggakan bersama,” tegasnya.


Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB PMD Kabupaten Lombok Utara, Mala Siswandi, S.Kom., menguatkan penurunan stunting memerlukan sinergi semua pihak. Penurunan kasus konsisten berlaku setiap tahun merupakan wujud upaya yang perlu mendapat apresiasi. Sebab, stunting di KLU berada pada kisaran 33,03 persen di tahun 2019. Hingga 2023 kemarin, jumlah kasus menurun menjadi 17,7 persen, dan potret pada Februari 2024 tercatat 15,98 persen.


Malasiswadi meyakini, dengan semangat kebersamaan yang terus terbangun, angka kasus ini akan dapat diturunkan sesuai target nasional 14 persen. Melalui Rembug Stunting ini ia berharap, agar program pengendalian kasus mengarah pada intervensi langsung kepada objek.


“Kita harus bisa memastikan rencana kegiatan, intervensi, pencegahan, dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antar OPD maupun non lembaga pemerintah,” ucapnya. (ari)

 Rembug stunting sebagai wadah mempertajam bentuk intervensi program untuk penurunan stunting di KLU. (Suara NTB/ist)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO