Sumbawa Besar (Suara NTB) – Museum Negeri NTB bersama Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama sekaligus Kuliah Umum “Kotaku Museumku, Kampungku Museumku, di Aula Sumbawa Tecno Park UTS, pada Senin, 20 Mei 2024 .
Penandatanganan kerjasama tersebut berbentuk pola kemitraan terkait dengan pelaksanaan penelitian, pengabdian, seminar dan kuliah umum sejarah, dan magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Mewakili Rektor UTS, Direktur Kerjasama Dalam Negeri UTS, Muhammad Ikbal, S.Sos., M.M. Inov, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Museum Negeri NTB yang telah bekerjasama dengan Fakultas Psikologi dan Humaniora UTS.
“Mungkin ada yang diiniasi untuk mendorong generasi agar lebih memahami tentang sejarah dan budaya,” ungkapnya.
Ia menerangkan pengetahuan sejarah dan budaya merupakan nilai yang perlu untuk ditanamkan pada generasi muda.
Menurutnya, museum bukan sebagai tempat penyimpanan benda-benda saja, tapi juga merupakan gudang ilmu pengetahuan. “Seperti Istana Dalam Loka. Bangunan yang tersimpan segudang ilmu berupa sejarah, budaya, dan teknologi,” terangnya.
Dengan begitu ia berharap agar kerjasama ini dapat mendorong generasi agar lebih memahami budaya dan sejarah. “Jadi teman mahasiswa juga perlu didoktrin karena ada pergeseran nilai, sehingga dengan begitu perlu adanya kegiatan-kegiatan yang mendorong agar menanamkan nilai sejarah dan budaya”, tuturnya.
Senada juga disampaikan Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Teknologi Sumbawa, Ivon Arisanti, Ph.D., menyampaikan MoU ini bertujuan untuk membangun sinergitas antara UTS dengan Museum Negeri NTB dalam rangka proses merdeka belajar. Untuk itu, ia berharap agar dengan kerjasama ini pihaknya dapat melakukan penelitian dan pengembangan pengetahuan tentang sejarah dan budaya. “Mudah-mudahan dengan kerjasama ini dapat mendorong pelaksanaan merdeka belajar, terutama tri darma perguruan tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, S. H., M. H., menyampaikan pihaknya bersama UTS sudah melakukan MoU terkait museum sebagai tri darma perguruan tinggi pada tahun 2022 lalu. “Jadi kegiatan ini adalah tindak lanjut dari kerja sama dengan UTS,” katanya.
Ia mengatakan kerja sama ini sesuai dengan rencana strategis museum, yaitu membangun kolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan Kotaku Museumku, Kampungku Museumku. Dengan begitu pembentukan museum di universitas merupakan sarana penting untuk melestarikan sejarah dan budaya sekaligus menjadi basis ilmu pengetahuan.
“Saya dengar UTS akan membangun museum, ini luar biasa. Dan kalau memang UTS mendirikan museum, berarti salah satu kampus di NTB yang punya museum adalah UTS. Berarti Rektor UTS sudah berpikir jauh ke depan”, tuturnya.
Ia menerangkan bahwa museum merupakan sarana penting, karena ada proses dialektika sejarah dan budaya, sehingga pentingnya museum adalah tempat untuk melakukan refleksi sejarah. “Jadi museum bukan hanya tempat penyimpanan saja, tapi sebagai tempat edukasi, rekreasi, dan pengalaman yang menyenangkan,” terangnya.
Dengan begitu ia berharap agar kerjasama ini menjadi awal untuk mendorong pembentukan museum di universitas. “Mudah-mudahan ini langkah bagus untuk kita kerja sama ke depan lebih baik lagi,” harapnya. (ham)