Mataram (Suara NTB) – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat berkomitmen meningkatkan literasi dalam berbagai sasaran dan aspek pembelajaran, salah satunya melalui kegiatan Lokakarya Membaca Nyaring dan Menceritakan Kembali Cerita Anak. Kegiatan itu dilaksanakan di Aula Anggrek I, BPMP Provinsi NTB dengan sasaran perwakilan 10 sekolah di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, Senin 27 Mei 2024. Sebanyak 100 siswa sekolah dasar yang terdiri atas 90 siswa dan 10 guru berpartisipasi aktif sebagai peserta.
Kepala Kantor Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas, menjelaskan membaca nyaring merupakan suatu metode sederhana untuk membacakan cerita kepada anak secara rutin dan terus menerus yang membuat anak biasa mendengar, mau membaca, dan akhirnya bisa membaca.Dalam berbagai kajian, membaca nyaring juga dapat menambah perbendaharaan kosakata pada anak-anak karena saat mendengarkan cerita, anak-anak diperkenalkan dengan kata-kata yang mungkin tidak mereka temui dalam percakapan sehari-hari. Hal Ini membantu mereka mengenal pemahaman yang lebih kaya dan beragam.
“Membaca nyaring di beberapa tahun ini tengah diangkat sebagai salah satu metode membaca yang dikampanyekan, khususnya di jenjang sekolah dasar. Dari berbagai metode membaca lainnya, membaca nyaring merupakan aktivitas membaca yang menarik, menyenangkan, dan mudah untuk diterapkan di kelas dalam pembelajaran,” jelasnya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari beberapa survei, seperti PISA (Programme International Student Assessment) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia ada di peringkat 74 dari 79 negara, kemampuan literasi Matematika Indonesia ada di posisi 73 dari 79 negara.
Kemampuan literasi sains Indonesia ada di posisi 71 dari 79 negara. Data lainnya adalah hasil Assesmen Nasional 2021, satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimal literasi, dan dua dari tiga peserta didik belum mencapai kompetensi numerasi. Hal ini dapat diartikan bahwa kecakapan literasi khususnya minat dan ketertarikan pada aktivitas membaca masih minim sehingga diperlukan berbagai metode yang dapat menggugah minat siswa pada aktivitas membaca.
Di tataran dunia internasional, peringatan hari membaca nyaring diramaikan setiap tahun, tepatnya pada minggu pertama di bulan Februari sebagai “World Read Aloud Day” atau Hari Membaca Nyaring Sedunia. Puji Retno juga memperkuat penjelasan teknis membaca nyaring dan menceritakan kembali cerita anak. Ia menekankan pentingnya manfaat kegiatan ini dan kontribusi guru pendamping.
“Harapan kami dengan hadirnya lokakarya ini, anak-anak akan merasakan kebahasaannya dan dapat menyampaikan pendapatnya secara tepat. Dengan kemampuan tersebut, nantinya anak-anak dapat memanfaatkannya untuk masa depan mereka,” lanjutnya.
Adapun kegiatan ini diisi oleh dua narasumber yang bergerak di Komunitas Read Aloud Lombok. Narasumber kedua tersebut, yaitu Kiki Pratiwi dan Navia Fathonah Handayani yang membawakan materi Mengenal Metode Membaca Nyaring, Praktik Membaca Nyaring untuk Anak-Anak, dan Praktik Menceritakan Kembali Cerita Anak. Pada akhir kegiatan, Puji Retno kembali menyatakan harapannya agar siswa dapat memahami dan menceritakan kembali cerita Arun Membaca Laut dengan baik sesuai dengan materi yang telah dipraktikkan. (ron)