Mataram (Suara NTB) –Krisis air bersih yang melanda Gili Meno, Desa Gili Indah, Kabupaten Lombok Utara, semakin meluas dan mengkhawatirkan. Dampak dari krisis ini tidak hanya dirasakan oleh warga dan wisatawan yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka, tetapi juga telah mempengaruhi kondisi ternak warga. Hingga berita ini diturunkan, enam ekor sapi milik warga dilaporkan mati karena kekurangan air.
Masalah krisis air bersih ini bermula sejak PT. BAL, perusahaan yang bekerja sama dengan PT. GNE, berhenti beroperasi akibat kasus hukum yang saat ini ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat). Akibatnya, distribusi air bersih yang sebelumnya diproduksi oleh perusahaan tersebut terhenti, menyebabkan kawasan wisata strategis nasiomal di Lombok Utara ini tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan air bersih.
Masrun, perwakilan warga Gili Meno, menyatakan bahwa krisis air ini telah berlangsung selama tiga minggu terakhir. “Dampak krisis air ini sangat besar, hingga menyebabkan enam ekor sapi milik warga mati karena kekurangan air,” ujar Masrun. Ia menambahkan, warga terpaksa harus membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas guna menyelesaikan masalah ini. Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah mengakuisisi PT. BAL demi memastikan ketersediaan air bersih bagi warga Gili Meno yang sangat mendesak.
Merespon kondisi ini, Sekretaris Daerah Lombok Utara, Anding Duwi Cahyadi, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengirim surat kepada PT. GNE dan PT. BAL. “Kami akan bersurat kepada PT. GNE dan PT. BAL agar mereka segera melakukan pelayanan air bersih, sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan mengakses air bersih,” tegas Anding.
Krisis air bersih ini telah menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi warga Gili Meno. Pemerintah daerah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah ini dan memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh warga di Desa Gili Indah. Pemerintah berharap, upaya ini dapat segera membuahkan hasil dan mengembalikan kehidupan normal bagi warga dan ternak di Gili Meno. (bul)