Selong (Suara NTB) – Air Terjun Sarang Walet yang ada di antara Desa Tetebatu dan Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur (Lotim) diserbu wisatawan asing. Utamanya wisatawan Eropa yang beberapa bulan terakhir ini merupakan masa liburan.
Pada hari Minggu, tanggal 7 Juli 2024 kemarin, ratusan wisatawan asing ini silih berganti mendatangi objek wisata alam tersebut. Utamanya yang datang dari arah timur, Desa Kembang Kuning.
Jumaidi, salah satu tour guide Lotim yang membawa turis asal Prancis kemarin menuturkan saat ini memang banyak wisatawan yang mengunjungi air terjun Sarang Walet tersebut. Nama dan tempatnya yang unik membuat banyak wisatawan yang tertarik.
Air Terjun Sarang Walet merupakan salah objek wisata yang terbilang tersembunyi di Lotim. Air terjun ini dikelola oleh dua desa yang bertetangga, seperti berada pada sebuah gua. Wisatawan yang datang harus melewati jembatan kayu. Kemudian menyusuri kedalaman gua yang sepanjang kurang lebih 30 meter baru kemudian akan menemukan keindahan Air Terjun Sarang Walet ini.
Sepanjang lorong gua yang dilewati, menetes butiran-butiran air. Karenanya, memasuki kawasan air terjun ini wisatawan sengaja buka baju dengan cukup mengenakan baju renang bersiap basah mandi di air terjun.
Ketika sudah sampai di lokasi air terjun, kesegaran airnya terjun membuat setiap orang yang mendatanginya ingin langsung menceburkan diri.
Objek wisata Air Terjun Sarang Walet ini dibuka secara resmi tahun 2018. Musibah pandemi Coronavirus Disease 2019 hingga tahun 2022 membuat kawasan ini sepi dari kunjungan wisatawan. Surga yang tersembunyi di penghujung gua ini kemudian kembali ramai dua tahun terakhir.
Baiq Azizah, salah satu wisatawan domestik mengaku datang ke objek wisata air terjun tersebut karena penasaran. Jalur yang dilewati menuju air terjun dinilai memang unik dan membuat setiap orang yang datang berkesan.
Lorong gua yang dilalui cukup panjang, sehingga pengunjung yang datang disarankan pakai celana pendek kalau tidak ingin basah. Setelah datang, diyakinkan pulang dengan pengalaman dan kesan berwisata yang sedikit berbeda dari wisata ke tempat lainnya.
Kepala Desa Kembang Kuning, Lalu Sujian mengatakan ini merupakan investasi desa bersama warga membuat destinasi wisata Sarang Walet ini kini menjadi buruan banyak wisatawan.
Lewat pintu masuk Kembang Kuning, wisatawan asing dikenakan tarif masuk Rp 20 ribu. Untuk penjaga pintu Rp 5 ribu, guide Rp 5 ribu, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Rp 10 ribu. Sedangkan wisatawan domestik dikenakan tarif Rp 5 ribu, terbagi untuk pengelola di lapangan Rp 2 ribu dan Rp 3 ribu untuk BUMDes yang selanjutnya menjadi Pendapatan Asli Desa (PADes).
Dari objek wisata air terjun Sarang Walet ini disebut Lalu Sujian, pihak BUMDes bisa mendapatkan Rp 2-3 juta per bulan. Kunjungan lewat Kembang Kuning disebut jauh lebih banyak karena akses masuk yang lebih mudah.
Banyaknya kunjungan ke Sarang Walet ini juga karena para pelaku wisata ini mengemasnya dengan cukup menarik. Ada paket kunjungan yang disiapkan para pelaku yang menambah daya tarik dan daya pikat wisatawan. (rus)