spot_img
Senin, September 9, 2024
spot_img
BerandaEKONOMISebagian Peternak Sapi Anggap Program IB Merugikan

Sebagian Peternak Sapi Anggap Program IB Merugikan

Mataram (Suara NTB)Sejumlah peternak mempersoalkan program Inseminasi Buatan (IB) untuk mempercepat kebuntingan kerap gagal. Program ini dianggap oleh sebagian peternak cukup merugikan, karena peternak sudah membayar, kendati oleh pemerintah digratiskan.

Udin, salah satu pemilik ternak di Kabupaten Lombok Timur mengaku ternak miliknya yang dipelihara oleh keluarganya beberapa kali gagal di IB.

“Sapi saya dua kali di IB, ndak bisa-bisa bunting. Saya pertanyakan kualitas sperma indukan yang digunakan untuk IB. kita ndak tau apakah benar yang disuntikkan itu sperma atau air. Kan peternak ndak tau soal itu,” katanya.

Padahal, jelas-jelas saat dilakukan IB, ternak miliknya sudah terindikasi birahi.  Yang ditunjukkan dengan ciri-ciri fisik sapi nampak gelisah, sering mengeluarkan suara yang spesifik, sering mengibas-ngibaskan ekornya, vulva bengkak berwarna agak kemerahan, keluar cairan putih agak pekat pada alat reproduksi sapi.

“Apa iya, sampai dua kali di IB ndak bisa – bisa bunting ternaknya. Ini merugikan peternak, karena sekali IB harus mengelurkan Rp200 ribu kepada petugas IB. paman saya sampai jual ternak betinyanya karena ndak bisa bunting dengan IB. diganti dengan sapi jantan,” tambahnya.

Udin juga mempertanyakan mana saja petugas IB yang ditugaskan oleh pemerintah yang dianggap gratis. 

“Kita ndak tau juga, mana petugas IB yang benar-benar petugas pemerintah, atau petugas mandiri. Jangan-jangan program IB ini hanya bisnis,” katanya.

Terpisah, Mad, salah satu tokoh masyarakat di Kabupaten Lombok Barat juga menyampaikan hal yang sama. Sejumlah peternak di wilayahnya juga mendengar informasi seringnya gagal program IB dari peternak-peternak lain.

“Peternak di tempat saya juga mendapatkan informasi soal kegagalan IB. peternak sudah bayar untuk IB, tapi tidak sukses. Jadi mikir-mikir peternak, soalnya bayar. Bayangkan kalau Rp200 ribu sekali IB, bagi peternak kan mahal ini,” kata Mad.

Karena informasi dari pengalaman-pengalaman kegagalan IB yang didengar dari peternak lain yang sudah melakukan IB, peternak lainnya mengurungkan niat untuk IB ternak-ternak miliknya. Dan lebih memilih kawin ternaknya kawin secara alami.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah mendorong peningkatan populasi ternak melalui program Inseminasi Buatan (IB), salah satunya di provinsi NTB. IB merupakan teknologi yang digunakan dalam budidaya ternak untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, khususnya sapi. 

IB dilakukan dengan memasukkan mani/semen ke dalam alat kelamin hewan betina sehat menggunakan alat inseminasi, sehingga hewan tersebut menjadi bunting. Tujuan IB adalah meningkatkan angka populasi sapi ternak melalui peningkatan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi mengatakan, N2 untuk IB dijamin kualitasnya. Bagi ternak yang gagal bunting setelah di IB menurutnya tergantung skil petugas IB.

“Mungkin waktu penyuntikannya tidak pas. Kadang-kadang peternak tidak sabar. Birahi sedikit saja sudah dipaksakan untuk IB. karena takut masa birahi ternaknya berakhir. Padahal ada aturan waktunya,” katanya.

Kasus bayar IB kepada petugas IB ini, menurutnya bisa saja karena peternak menggunakan jasa petugas IB mandiri. Sebab, petugas IB mandiri ini membeli mani beku yang disuntikkan ke ternak. Bagi petugas IB yang ditugaskan melaksanakan program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) Kementerian Pertanian, pemerintah menyediakan insentif sebesar Rp25 ribu sekali suntik IB.

Namun program IB Si Komandan ini targetnya sedikit, kata Riadi. Tahun 2024 ini anggaran untuk insentif IB bahkan belum turun dari Kementerian Pertanian. (bul)



RELATED ARTICLES
- Advertisment -




Most Popular

Recent Comments