Giri Menang (Suara NTB) – Hampir semua Desa yang kerjasama dengan PT Gerbang NTB Emas (GNE) untuk program Trade and Distribution Centre (TDC) dari program Mahadesa mengeluhkan program ini mandek. Pemdes pun menuntut kejelasan kelanjutan dari program ini, lantaran Pemdes sudah mengeluarkan dana cukup besar untuk penyertaan modal. Kisarannya ada di bawah 100 juta hingga 150 juta.
Dana penyertaan modal itupun tak jelas juntrungannya, bahkan desa belum mendapatkan bagi hasil atas penyertaan modal tersebut. Desa Selat Kecamatan Narmada, salah satu desa yang kerja sama dengan TDC Mahadesa yang menuntut kejelasan nasib penyertaan modal Rp100 juta dan kelanjutan program TDC yang kini kondisinya mati.
Kades Selat, Sabudi, S.SoS.I menegaskan, penyertaan modal dari desa melalui Bumdes ke TDC sebesar Rp100 juta. “Informasi dari Bumdes Rp100 juta (penyertaan modal), informasi sudah dikembalikan Rp50 juta, tapi dipinjam lagi oleh dia (TDC) 50 juta sampai sekarang belum dikembalikan,” jelasnya, kemarin. Sehingga itu pun masuk menjadi penyertaan modal. Dana itu pun kini tidak ada kepastian seperti apa tindaklanjutnya.
“Makanya itu kami mau ajak teman-teman kades (yang kerjasama TDC), kita ke kantornya (PT GNE), seperti apa tindaklanjutnya, kok sepi. Apa sudah bubar TDC itu, seperti apa tanggung jawabnya tehadap uang (modal) dari kami?,” tegasnya mempertanyakan.
Awal mula program ini, para kades diundang oleh Pemda untuk sosialisasi dari pihak perusahaan yang dilakukan saat pertemuan dengan Bupati Lobar saat itu H. Fauzan Khalid bersama OPD di aula Pemda. “Itu sebabnya kita tertarik,” ujarnya.
Kemudian ditindaklanjuti pertemuan di Kantor dinas PMD. Pertemuan itu ditindaklanjuti dengan surat edaran dari Kabupaten dalam hal ini Dinas PMD agar desa mendukung program kerja sama dengan TDC tersebut. Atas dasar itu, Desa pun menindaklanjuti dengan melakukan pertemuan beberapa kali dengan pihak TDC PT GNE di kantor desa. Kemudian dilanjutkan dengan kerja sama, dimana pihaknya memenuhi ketentuan dalam kerjasama.
Di awal-awal sekitar beberapa bulan beroperasi TDC ini sempat lancar, namun setelah itu mandek hingga saat ini. Belakangan, pihak TDC yang tidak memenuhi ketentuan sesuai kerjasama.
Diakui kondisi TDC saat ini sudah tidak dimanfaatkan. Barang yang dijual di sentral TDC yang ada di kantor desa, tidak disuplai oleh suplier. “Jadi tak terisi, Ndak ada barang. Sehingga tidak ada yang kita mau jual,”ujarnya. Pihak TDC dinilai tak melaksanakan sesuai kontrak yang telah disepakati bersama. (her)
Recent Comments