Mataram (Suara NTB) – Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Riset LPPM Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok berkolaborasi dalam memajukan Desa Wisata dengan gunakan metode design thinking dan manajemen pengetahuan. Kedua belah pihak menandatangani berita acara implementasi kerja sama serta melaksanakan workshop di Pave Hotel, Kamis, 22 Agustus 2024.
Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Poltekpar Lombok Dr. Ali Muhtasom, MM, Achmad Ghazali, Ph.D serta Dr. Nuning Yanti Darmayanti dari Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Riset LPPM ITB serta puluhan mahasiswa Poltekpar Lombok.
Achmad Ghazali, Ph.D mengatakan, ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat P2MI yang dilaksanakan di luar ITB. Tujuan utamanya yaitu berbagi pengetahuan terkait dengan knowledge management dan design thinking. Sebab pihaknya melihat satu hal akan banyak timbul persoalan jika tak diatur dengan pengetahuan.
“Oleh karena itu perlu kita mengenalkan bagaimana pengelolaan pariwisata, pengelolaan industri kreatif berbasis pengetahuan atau knowledge base tourism atau knowledge base creative industry,” kata Achmad Ghazali kepada Suara NTB Kamis, 22 Agustus 2024.
Dengan menggunakan knowledge management ini, para mahasiswa diharapkan mampu melihat betapa pentingnya melakukan pengelolaan dengan pengetahuan yang benar-benar mumpuni.
“Jangan sampai pengelolaan berdasarkan insting. Jangan sampai nanti malah banyak menimbulkan masalah ke depan. Karena itu knowledge base managemen ini sangat penting dalam industry, terutama hospitality,” ujarnya.
Menurutnya, design thinking memiliki pendekatakan penyelesaian masalah berbasis kebutuhan konsumen. Ini menjadi sangat penting agar bagaimana membuat satu keputusan tidak berdasarkan keinginan semata, namun bagaimana melihat kebutuhan customer.
“Nanti di hari ketiga, kita akan ke Desa Genggelang (Kecamatan Gangga Lombok Utara) untuk mencoba men-capture pesona wisata dari desa wisata itu dan kita akan gunakan workshop untuk membuat video promosi wisata desa Genggelang,” katanya.
Direktur Poltekpar Lombok Dr. Ali Muhtasom mengatakan, hampir semua desa wisata di NTB merupakan binaan Poltekpar Lombok melalui program P3M. Menurutnya, potensi desa wisata di NTB sudah sangat luar biasa. Namun untuk melakukan pengemasan yang sesuai kebutuhan konsumen, Poltekpar berupaya hadir. Caranya dengan meningkatkan kualitas SDM di desa-desa wisata.
“Poltekpar Lombok dengan ITB sudah ada MoU Kerjasama. Ini untuk kesekian kalinya kegiatan seperti ini. Kenapa melibatkan mahasiswa, karena kita butuh mereka untuk membangun design thinking. Kita ke Desa Genggelang sebagai sampel saja dan nanti mahasiswa bisa mengembangkan promosi-promosi destinasi wisata di tempat lainnya,” ujarnya.
Dr. Nuning Yanti Darmayanti mengatakan, pihaknya juga bekerjasama dengan Poltekpar untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas manusia. Tanpa dua hal tadi, ide dan gagasan tak akan bisa optimal. Potensi manusia harus menjadi atensi bersama, sehingga future teknologi yang kini sedang berkembang pesat tak membahayakan dan tak merusak tatanan.
“Imajinasi untuk future 30 tahun kedepan itu harus seperti apa manusia itu, masalahnya apa, problem solvingnya seperti apa. Manusia punya kekuatan yang luar biasa yaitu membayangkan masa depan,” katanya.(ris/*)