Mataram (Suara NTB) – Aparat kepolisian membubarkan paksa aksi unjuk rasa kawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan penolakan pengesahan rancangan UU (RUU) Pilkada di depan Kantor DPRD NTB, Jumat petang (23/8) kemarin. Sejumlah mahasiswa dan polisi mengalami luka-luka dalam aksi tersebut.
Kepala Bagian Operasional Polresta Mataram, Kompol Gede Sumadra Kerthiawan kepada massa aksi di depan Kantor DPRD NTB, Mataram, Jumat petang, menyampaikan imbauan terkait kegiatan penyampaian pendapat di tempat umum telah usai pada pukul 18.00 Wita.
“Sesuai Perkapolri Nomor 7 tahun 2012, batas waktu penyampaian pendapat di tempat umum hingga pukul 18.00 Wita sehingga kepada massa aksi dipersilakan bubar dan pulang dengan tertib,” kata Sumadra.
Namun, imbauan itu tidak juga diindahkan oleh massa aksi karena keinginan menyampaikan tuntutan di dalam Gedung DPRD NTB tidak terlaksana. Oleh karena itu, aparat kepolisian mengambil langkah tegas dengan mengoperasikan kendaraan dinas water canon dan personel untuk membubarkan massa aksi.
Perlawanan terlihat dari massa aksi, namun setelah pihak kepolisian menembakkan gas air mata, massa aksi kemudian perlahan membubarkan diri. Aksi itu terpantau terjadi di sepanjang Jalan Udayana, depan Kantor DPRD NTB, Kota Mataram. Hingga pukul 18.30 Wita, situasi sudah terpantau kondusif.
Nampak ada beberapa anggota dari massa aksi yang diamankan kepolisian. Selain itu, ada anggota kepolisian yang terluka di bagian mata saat membubarkan massa aksi.
Sementara itu dari jalannya aksi demonstrasi tersebut sejumlah mahasiswa mengalami luka bocor dan sesak hingga ada yang pingsan. Namun beruntung mereka langsung mendapatkan penanganan medis dari relawan kesehatan yang diterjunkan oleh Metro Insan Mulia (MIM) Fondation.
“Kami di sini sejak aksi yang pertama tadi pagi. Laporan dari teman-teman yang jaga tadi pagi banyak yang pingsan. Sekitar belasan orang,” kata relawan kesehatan dari MIM Fondation, Farid Sabri yang dikonfirmasi di sela-sela aksi sedang berlangsung.
Farid mengatakan bahwa pihaknya di MIM Fondation menerjunkan tiga armada mobil ambulans. Lengkap dengan tenaga medisnya yang terdiri dari tiga orang tim dokter dan sekitar lima orang perawat di lokasi aksi demontrasi. (ndi)
Recent Comments