Mataram (Suara NTB) – Wakil rakyat di DPRD Provinsi NTB menyoroti kenaikan biaya akomodasi di Pulau Lombok jelang pergelaran event MotoGP Mandalika 2024. Anggota dewan meminta Pemprov dan aparat agar turun tangan untuk menindak permainan broker atau makelar yang mengambil kesempatan untuk menaikkan harga kamar hotel yang naik gila-gilaan jelang perhelatan MotoGP Mandalika.
Hal itu diungkapkan anggota DPRD NTB, Made Slamet. Ia mengatakan bahwa ulah para broker tersebut sangat meresahkan. Pasalnya, tarif kamar hotel saat MotoGP Mandalika 2024 melalui Traveloka menunjukkan kenaikan tarif kamar yang cukup tinggi. Ia menyebutkan disalah satu hotel di kawasan Mandalika memasang tarif Rp 4,9 juta pada 24-29 September 2024. Sementara, di luar event MotoGP tarif kamar berada di kisaran Rp 735 ribu.
“Jujur, kenaikan hotel yang gila-gilaan ini sangat meresahkan wisatawan. Kami minta aparat kepolisian harus turun tangan menangkap para broker yang sudah berbuat di luar batas kewajaran dengan menaikkan tarif akomodasi baik hotel dan transportasi menjelang MotoGP Mandalika 2024,” tegas Made Slamet.
Menurut Politisi PDIP NTB ini, kenaikan harga akomodasi yang naik signifikan menjelang perhelatan MotoGP Mandalika kali ini, selalu terjadi menjelang perhelatan akbar ajang balap motor dunia tersebut. Meski demikian, Made mengaku belum melihat upaya konkret jajaran Pemprov NTB untuk melakukan tindakan tegas terhadap persoalan itu.
Padahal, jika terus dibiarkan maka hal tesebut akan berdampak tidak baik pada kemajuan pariwisata di NTB. “Kenaikan harga yang kurang wajar, dinilai akibat ulah broker dan oknum makelar yang mencoba mengambil kesempatan. Mereka itu melakukan praktik aji mumpung tapi kok dibiarkan terus. Ini yang saya minta Pemda harus serius dan tegas melibatkan aparat kepolisian untuk menangkap para makelar itu,” kata Made.
Terpisah, Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB, Lalu Kusnawan mengatakan kenaikan gila-gilaan akomodasi berkaitan dengan hukum ekonomi, yakni hukum permintaan dan penawaran.
“Ada hukum ekonomi, ada demand dan ada supply ketika high season, ada beberapa faktor seperti kebutuhan hotel yang naik, seperti transportasi, bahan kebutuhan hotel (sehingga pada high season harga kamar naik). Bukan semata-mata aji mumpung,” ujar Kusnawan, Kamis, 12 September 2024.
Terkait naiknya harga kamar secara gila-gilaan dinilai Kusnawan sebagai dampak dari high season. Sehingga, beberapa hotel menaikkan tarif kamar, tetapi ada juga sejumlah hotel yang tidak menaikkan harga kamar.
“Saya yakin 70 persen tim MotoGP memilih kamar hotel yang tidak jauh dari lokasi MotoGP, jadi sekarang tersisa hotel-hotel yang belum laku. Nah, sekarang masih banyak kok kamar hotel yang tarifnya normal, jadi wisatawan tinggal booking saja yang masih normal (harganya),” jelas dia.
Kusnawan menuturkan jika ada hotel yang terlalu mematok tarif kamar terlalu tinggi, pemerintah bisa memberikan sanksi tegas. “Kalau terbukti dia (menaikkan harga) terlalu tinggi, tinggal kita berikan sanksi,” pungkasnya. (ndi)