Mataram (Suara NTB) – Nama Presiden ke – 7 Republik Indonesia, Joko Widodo diabadikan menjadi nama motif kain songket yang diproduksi di Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, setelah orang nomor satu di rebuplik ini menggunakan songket Lombok saat pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI yang digelar di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Busana yang dikenakan Presiden Jokowi saat itupun menarik perhatian para peserta sidang dan para Menteri Kabinet Kerja yang hadir. Kemudian mengajak Presiden Jokowi untuk berswafoto.
“Tadi banyak yang nanya, saya pakai baju apa? Nunas nurge tiang matur ini pakaian adat Sasak, Nusa Tenggara Barat. Dari Bumi Sasak Berembe kabar, pelungguh de senamean?” kata Presiden Jokowi saat itu.
Hal ini kemudian menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pelaku UMKM di Lombok, terutama Satriadi, yang saat itu dibeli kain songketnya untuk untuk digunakan oleh Presiden Joko Widodo.
Awalnya kain songket Lombok ini adalah motif Bulan Getap. Sebagai ungkapan kebanggaan karena kain motif ini digunakan oleh RI 1, namanya diubah menjadi motif Jokowi. Kombinasi dua warna benang, warna hitam dan warna emas. Dengan motif utama adalah bulan.
“Karena yang pernah gunakan kain ini orang nomor satu di Indonesia, semua orang menjadi sangat tertarik. Sehingga UMKM di Sukarara kemudian mengembangkan motif Jokowi ini,” ujar Ketua UMKM Tenun Sukarara ini.
Selembar kain songket yang digunakan oleh Jokowi ini, dulu, dijualnya seharga Rp7,5 juta. Bahannya menggunakan bahan baku semi sutra. Hingga saat ini, harga kain songket motif Jokowi ini tetap tinggi. Untuk pembuatan dengan bahan baku benang biasanya, harganya Rp2,5 juta per lembar. Yang menggunakan bahan baku sutera, harganya bisa mencapai Rp5,5 juta per lembar.
Meski seharga itu, Satriadi mengatakan, kain songket motif Jokowi ini sangat laku. Bahkan banyak diburu oleh muda mudi pembeli lokal Lombok. Untuk dijadikan kain bawahan saat acara-cara besar, acara adat, pesta, dan lainnya.
“Justru pembeli lokal Lombok Tengah yang paling banyak beli, pembeli lokal juga sangat berani belanja walaupun harganya jutaan per lembar. Karena masyarakat bangga, ini motif Jokowi,” katanya.
Peluang pasar inilah yang kemudian ditangkap oleh para pelaku UMKM tenun yang ada di Sukarara untuk tetap memproduksi kain songket motif Jokowi, hingga saat ini. menurutnya, menamai motif Jokowi menjadi berkah tersendiri. (bul)